Intisari-online.com - Prabowo Subianto adalah seorang politisi, pengusaha, dan mantan perwira tinggi militer Indonesia.
Ia menempuh pendidikan dan jenjang karier militer selama 28 tahun sebelum berkecimpung dalam dunia bisnis, politik dan pemerintahan.
Pada tanggal 23 Oktober 2019, Prabowo dilantik menjadi Menteri Pertahanan ke-26 Republik Indonesia dalam Kabinet Indonesia Maju untuk periode 2019 hingga 2024.
Prabowo lahir di Jakarta pada 17 Oktober 1951 sebagai putra dari ekonom Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Sigar.
Ia memiliki dua kakak perempuan dan satu adik laki-laki.
Sejak kecil, ia banyak menghabiskan waktu di luar negeri bersama orang tuanya. Ia fasih berbahasa Indonesia, Perancis, Jerman, Inggris, dan Belanda.
Minatnya pada dunia militer dipengaruhi oleh pamannya, Soebianto Djojohadikusumo yang gugur dalam Pertempuran Lengkong.
Prabowo masuk Akademi Militer Nasional (AMN) pada tahun 1970 dan lulus pada tahun 1974 dengan pangkat letnan dua.
Ia kemudian bergabung dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan terlibat dalam berbagai operasi militer di Timor Timur, Papua, dan Aceh.
Ia juga menjadi salah satu anggota tim pembebasan sandera pesawat Woyla di Bangkok pada tahun 1981.
Pada tahun 1983, Prabowo menikah dengan Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Suharto, putri kedua dari Presiden Soeharto.
Baca Juga: Prabowo Usul Ukraina Lakukan Gencatan Senjata Dengan Rusia, Ditolak Mentah-mentah
Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Ragowo Hediprasetyo atau Didit.
Pernikahan mereka berakhir dengan perceraian pada tahun 1998 saat krisis politik melanda Indonesia.
Sejak tahun 1983 hingga 1986, Prabowo menjadi ajudan pribadi Presiden Soeharto.
Jabatan ini membuka peluang bagi Prabowo untuk mendapatkan posisi-posisi strategis di militer.
Ia pernah menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus dari tahun 1995 hingga 1998 dan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dari tahun 1998 hingga 1998.
Namun, karier militer Prabowo berakhir dengan tidak mulus setelah ia diduga terlibat dalam penculikan aktivis pro-demokrasi pada tahun 1997-1998.
Ia juga dituduh berusaha melakukan kudeta terhadap Presiden B.J. Habibie yang menggantikan Soeharto setelah lengser dari kekuasaan.
Prabowo kemudian diberhentikan dari dinas militer dengan tidak hormat pada tahun 1998 dan dilarang masuk ke Amerika Serikat karena tuduhan pelanggaran hak asasi manusia.
Setelah pensiun dari militer, Prabowo beralih ke dunia bisnis dan politik.
Ia menjadi pengusaha di bidang pertanian, peternakan, perkebunan, pertambangan, dan media.
Dia juga mendirikan Yayasan Keadilan dan Demokrasi Indonesia (YKDI) yang bertujuan untuk mempromosikan nilai-nilai nasionalisme dan demokrasi di Indonesia.
Baca Juga: Hari Ini Seperempat Abad Silam, Habibie Nekat Pecat Prabowo, Picu Peristiwa Mencekam Ini di Istana
Pada tahun 2004, Prabowo bergabung dengan Partai Golkar dan menjadi salah satu kandidat calon wakil presiden mendampingi Wiranto dalam pemilihan umum presiden Indonesia 2004.
Namun, mereka kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla.
Pada tahun 2008, Prabowo keluar dari Partai Golkar dan mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) bersama beberapa tokoh lainnya.
Sejak itu, Prabowo menjadi salah satu tokoh oposisi terhadap pemerintahan SBY dan kemudian Joko Widodo.
Ia mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan umum presiden Indonesia 2014 dengan didampingi oleh Megawati Sukarnoputri sebagai wakil presiden. Namun, mereka kalah tipis dari pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Prabowo sempat menolak hasil pemilu dan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi, namun ditolak.
Prabowo kembali mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan umum presiden Indonesia 2019 dengan berpasangan dengan Sandiaga Uno sebagai wakil presiden.
Mereka mendapat dukungan dari Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, dan Partai Berkarya.
Namun, mereka kembali kalah dari pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Prabowo juga sempat menolak hasil pemilu dan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi, namun ditolak.
Pada tanggal 10 Oktober 2021, Partai Gerindra mengumumkan Prabowo sebagai calon presiden mereka dalam pemilihan umum presiden Indonesia 2024.
Prabowo menyatakan siap untuk maju jika mendapat dukungan dari rakyat dan partai-partai lainnya.
Prabowo dikenal sebagai sosok yang nasionalis, pragmatis, dan karismatik. Ia memiliki visi untuk membangun Indonesia yang berdaulat, adil, dan sejahtera.
Ia juga memiliki misi untuk meningkatkan pertahanan dan keamanan nasional, memperkuat ekonomi kerakyatan, memajukan sektor pertanian dan maritim, serta memperbaiki sistem pendidikan dan kesehatan.