Hari Ini Seperempat Abad Silam, Habibie Nekat Pecat Prabowo, Picu Peristiwa Mencekam Ini di Istana

Ade S

Editor

Peristiwa Habibie pecat Prabowo
Peristiwa Habibie pecat Prabowo

Intisari-Online.com -Pada tanggal 23 Mei 1998, Presiden BJ Habibie mengambil keputusan yang mengejutkan banyak pihak.

Ia mencopot Prabowo Subianto dari jabatan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Pencopotan itu terjadi hanya satu hari setelah Habibie dilantik menjadi presiden menggantikan Soeharto yang mundur akibat tekanan reformasi.

Apa alasan Habibie mencopot Prabowo? Bagaimana reaksi Prabowo dan apa dampaknya bagi karier militernya?

Artikel ini akan mengulas kisah di balik peristiwa yang terjadi seperempat abad silam itu berdasarkan sumber-sumber kredibel.

Latar Belakang

Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan presiden setelah menghadapi tekanan besar dari gerakan reformasi yang dipimpin oleh mahasiswa dan rakyat.

Sesuai dengan konstitusi, Wakil Presiden BJ Habibie kemudian dilantik menjadi Presiden RI ke-3 tanpa Sidang Umum MPR dan tanpa ucapan selamat dari Soeharto.

Salah satu tantangan terberat yang dihadapi oleh Habibie adalah membentuk kabinet baru, termasuk menentukan jabatan Menhankam/Panglima ABRI (Pangab).

Habibie memutuskan untuk mempertahankan Jenderal Wiranto sebagai Menhankam/Pangab dalam Kabinet Reformasi Pembangunan.

Baca Juga: Di Balik Peristiwa Gibran Jamu Prabowo: Saya Cuma Makan Sama Menteri, Bocil Kaya Gue Emangnya Bisa Bikin Manuver Apa?

Pencopotan Prabowo

Jabatan Prabowo sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) dicopot pada 23 Mei 1998.

Pencopotan itu persis satu hari setelah Habibie dilantik menjadi presiden menggantikan Soeharto.

Habibie sendiri mengaku sebenarnya dirinya menyimpan kekhawatiran terkait keputusan besarnya tersebut.

"Bagaimana sikap dan tanggapan Pak Harto mengenai kebijakan saya menghentikan Prabowo dari jabatannya sebagai Pangkostrad? Apakah Beliau tersinggung dan menugaskan menantunya untuk bertemu saya," tulis Habibie dalam buku Detik-detik yang Menentukan. Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi (2006), seperti dilansir darikompas.com.

Namun, ternayta Prabowo sudah keburu tahu dirinya dicopot ketika bersama Fanny Habibie, adik kandung Habibie, di Kantor Otorita Batam, Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur.

Prabowo kemudian menghadap Habibie di Istana Merdeka untuk mempertanyakan pencopotan dirinya dari jabatan Pangkostrad.

Sebuah kabar yang tak kalah membuat Habibie khawatir karena dirinya takut Prabowo nekat membawa senjata saat bertemu dengan dirinya.

"Tentunya itu berlaku untuk Panglima Kostrad. Namun bagaimana halnya dengan menantu Pak Harto? Apakah Prabowo juga akan diperiksa? Apakah pengawal itu berani?" tulis Habibie dalam bukunya tersebut.

Percakapan antara Habibie dengan Prabowo itu dilakukan dalam bahasa Inggris seperti kebiasaan mereka ketika bertemu.

Prabowo menyatakan bahwa pencopotannya adalah suatu penghinaan bagi keluarga dan mertua Soeharto.

Baca Juga: Jamu Prabowo Yang Maju Capres 2024 Makan Malam, Gibran Langsung Dipanggil PDI Perjuangan

"Ini suatu penghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya Presiden Soeharto. Anda telah memecat saya sebagai Pangkostrad," demikian ucapan Prabowo, seperti yang dipaparkan Habibie.

Habibie menjawab bahwa Prabowo tidak dipecat, tetapi jabatannya diganti karena ada laporan dari Wiranto tentang adanya gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, Kuningan dan Istana Merdeka.

Prabowo mengaku bahwa dia bermaksud untuk mengamankan presiden.

Namun, Habibie menegaskan bahwa itu adalah tugas Pasukan Pengamanan Presiden yang bertanggung jawab langsung pada Pangab dan bukan tugas Prabowo.

Percakapan itu berlangsung memanas sampai Prabowo mengejek Habibie sebagai presiden yang naif.

Habibie balik menyatakan bahwa dia adalah presiden dan harus membereskan keadaan bangsa dan negara yang sangat memprihatinkan.

"Presiden apa Anda? Anda naif!" jawab Prabowo saat itu.

"Masa bodoh, saya Presiden dan harus membereskan keadaan bangsa dan negara yang memprihatinkan," balas Habibie

Akhir Karier Militer Prabowo

Setelah dicopot dari jabatan Panglima Kostrad, Prabowo dikirim ke Bandung menjadi Komandan Sesko ABRI.

Tak lama kemudian Dewan Kehormatan Perwira dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Pangab Nomor Sekp/533/P/VII/1998 tanggal 14 Juli 1998.

Baca Juga: Inilah Daftar 5 Weton Tokoh Terkenal di Indonesia, Dari Jokowi Hingga Prabowo, Apa Keistimewaannya?

Dewan Kehormatan Perwira bersidang pada tanggal 10, 12, dan 18 Agustus 1998 dengan terperiksa Letnan Jenderal TNI Prabowo Subianto sebagai Danjen Kopassus. Dewan Kehormatan Perwira pada akhirnya mengeluarkan surat keputusan Nomor KEP/03/VIII/1998/DKP.

Surat keputusan itu menyatakan bahwa Prabowo telah melanggar sumpah prajurit dan kode etik prajurit serta melakukan pelanggaran disiplin militer berat.

Oleh karena itu, Prabowo diberhentikan dengan tidak hormat dari dinas aktif TNI AD dan diberi kesempatan untuk pensiun dini.

Demikian artikel yang saya buat. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: Sosok Soemitro Djojohadikusumo 'Ayah Prabowo Soebianto' yang Melawan Nazi

Artikel Terkait