Disebut Sebagai Sosok Penyebar Buddha Di Nusantara, Begini Cerita Fa Hien Bisa Singgah Di Jawa

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Fa Hien disebut-sebut sebagai salah salah satu sosok pertama yang menyebarkan agama Buddha di Nusantara.
Fa Hien disebut-sebut sebagai salah salah satu sosok pertama yang menyebarkan agama Buddha di Nusantara.

Fa Hien disebut-sebut sebagai salah salah satu sosok pertama yang menyebarkan agama Buddha di Nusantara.

Intisari-Online.com -Berawal dari keinginannya mendapatkan kitab-kitab agama Buddha di India, Fa Hsien alias Fa Hien akhirnya singgah di Nusantara, tepatnya di Jawa.

Karena itulah dia disebut-sebut sebagai salah satu sosok yang pertama kali menyebarkan agama Buddha atau Buddhisme di Nusantara.

Fa Hien adalah rohaniawan Buddha yang berasal dari China.

Tak hanya itu, sosok yang haus ilmu pengetahuan ini juga dikenal sebagai seorang penjelajah.

Ketika itu abad 5 Masehi.

Di usianya yang tidak lagi muda, Fa Hien melakukan perjalanan ke India untuk memperoleh kitab-kitab agama Buddha.

Ia kemudian menuangkan pengalamannya selama perjalanan ke dalam catatan.

Kumpulan tulisan Fa Hien dikenal dengan judul "A Record of Buddhist Kingdoms" atau "Catatan Negara-negara Buddhis".

Catatan pentingnya yang kemudian diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa di dunia itu juga memuat informasi tentang Kerajaan Tarumanegara di Tanah Sunda.

Dalam perjalanannya kembali ke China, Fa Hien sempat singgah di Jawa.

Fa Hien merupakan orang China bermarga Kung yang lahir pada tahun 337.

Dia berasal dari Wu Yang, yang terletak di Ping Yang, Provinsi Shanxi.

Ketika kecil, ayahnya sempat memintanya untuk menjadi Samanera, yaitu seorang yang akan menjadi Bhikkhu dalam agama Buddha.

Namun, tidak lama kemudian, kedua orang tuanya meninggal sehingga Fa Hien diasuh oleh pamannya.

Fa Hien mengatakan kepada pamannya bahwa ia ingin menjadi seorang biarawan bukan karena ayahnya, tetapi memiliki alasan sendiri.

Sejak saat itu, Fa Hien fokus mendalami ajaran untuk menjadi rohaniwan Buddha.

Saat berusia 62 tahun, atau pada 399, Fa Hien melakukan penjelajahan ke India, tepatnya ke Kerajaan Khota untuk kepentingan agama Buddha.

Di Khota, Fa Hien menyaksikan sebuah festival agama Buddha yang luar biasa dan ditemani oleh Raja Hui.

Selain Khotan, ia juga mengunjungi Kashmir, Kabul, Kandahar, Punjab, lalu ke India bagian tengah pada 405.

Selama di India, Fa Hien berusaha mencari salinan Kitab Vinaya Pitaka yang lengkap untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin dan mengetahui kebenarannya.

Selama pencariannya, Fa Hien ditemani oleh Sramana-Buddha-Bhadara yang merupakan orang India.

Setelah melakukan petualangan di India, Fa Hien kemudian bergeser ke Sri Lanka untuk menyalin sebuah teks sakral.

Dari Sri Lanka, Fa Hien akhirnya menempuh perjalanan pulang ke China.

Dalam perjalanan pulang ke China, Fa Hien menempuh jalur laut dan singgah di beberapa pulau, salah satunya di Jawa.

Dia berada di Jawa selama sekitar lima bulan, yakni antara Desember 412 hingga Mei 413.

Dalam catatannya, Fa Hien tidak banyak membahas tentang Jawa, tetapi lebih banyak mengulas bagaimana perjalanannya.

Kendati demikian, ada sedikit informasi tentang Kerajaan Tarumanegara yang didapat dari catatan Fa Hien.

Dalam catatan Fa Hien, masyarakat Tarumanegara yang sudah memeluk agama Hindu-Buddha jumlahnya masih sedikit dan hanya terbatas pada lingkungan kerajaan.

Nama lain Kerajaan Tarumanegara menurut catatan Fa Hien adalah To-lo-mo.

Setelah Fa Hien menceritakan tentang Tarumanegara, ia bertolak ke China dan sampai di tanah kelahirannya pada 414.

Sesampainya di China, Fa Hien menulis tentang perjalanannya berjudul “Memoirs of Eminent Monks” dan “Memoirs of Marvellous Monks”.

Catatan Fa Hien tersebut berisi tentang deskripsi mengenai tempat-tempat sakral dan benda-benda sakral Buddha di India.

Di China, Fa Hien juga menerjemahkan Vinaya Pittaka di Biara Sin, hingga akhirnya meninggal pada 422, di usia 88 tahun.

Artikel Terkait