Kisah Heroik Sosok Sumeni, Pahlawan Wanita Asal Sragen yang Menggulingkan Kedudukan Militer Belanda

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Mata-Mata bernama Sumeni
Ilustrasi - Mata-Mata bernama Sumeni

Intisari-online.com - Sumeni adalah nama yang mungkin tidak banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Namun, di balik nama itu tersimpan kisah heroik seorang perempuan asal Sragen yang berperan penting dalam perjuangan melawan penjajah Belanda.

Sumeni adalah seorang telik sandi atau mata-mata yang berhasil menyusup ke markas Belanda dan memberikan informasi penting kepada tentara Indonesia.

Sumeni lahir di Sragen pada tahun 1927.

Ia merupakan seorang pelajar putri yang bersekolah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Surakarta, atau sekolah jenjang SMP.

Di usianya yang ke-17 tahun, ia bergabung dengan Laskar Putri Indonesia (LPI).

Sebuah organisasi perempuan yang didirikan di Solo untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Dari LPI, Sumeni ditugaskan ke Sragen dan bergabung dengan elemen perjuangan di bawah komando Mayor Hartadi, seorang perwira Tentara Pelajar yang bergerilya melawan Belanda di wilayah Sragen.

Sumeni mendapat tugas menjadi telik sandi untuk memetakan kekuatan militer Belanda yang ada di Sragen, terutama yang bermarkas di PG Mojo, sebuah pabrik gula milik Belanda.

Untuk menjalankan tugasnya, Sumeni harus menyamar sebagai seorang pembantu rumah tangga di PG Mojo.

Dengan kecerdasan dan kelincahannya, ia berhasil mengelabui para tentara Belanda dan mendapatkan informasi rahasia tentang jumlah pasukan, persenjataan, strategi, dan rencana serangan mereka.

Baca Juga: Sosok Dharmakrti, Guru Bodhhichitta dan Biksu Tertinggi di Kerajaan Sriwijaya

Informasi-informasi itu kemudian ia sampaikan kepada Mayor Hartadi melalui sandi-sandi rahasia.

Berkat informasi dari Sumeni, Mayor Hartadi dan pasukannya dapat melakukan serangan-serangan mendadak dan efektif terhadap markas Belanda.

Salah satu serangan terbesar yang dilakukan oleh Tentara Pelajar adalah pada tanggal 21 Juli 1947.

Ketika mereka berhasil menghancurkan PG Mojo dan membunuh sekitar 200 tentara Belanda.

Serangan ini merupakan pukulan telak bagi Belanda dan menjadi salah satu kemenangan besar bagi Indonesia dalam perang kemerdekaan.

Sumeni tidak hanya berperan sebagai mata-mata, tetapi juga sebagai pejuang yang ikut bertempur di medan perang.

Ia bahkan sempat terluka parah akibat ledakan granat saat berada di garis depan pertempuran.

Namun, ia tetap bertahan dan berjuang hingga akhir.

Sayangnya, nasib Sumeni setelah kemerdekaan Indonesia tidak diketahui dengan pasti.

Menurut beberapa sumber, ia meninggal dunia pada tahun 1950 karena sakit.

Namun, menurut sumber lain, ia masih hidup hingga tahun 1960-an dan menikah dengan seorang tentara Indonesia.

Baca Juga: Pernah Sebut Jokowi Disusupi Komunis dan Tsunami Aceh Dipicu 'Project Seal', Inilah 4 Fakta Sosok Jerry D Gray, Mantan Tentara AS?

Meskipun begitu, jasa-jasa Sumeni tidak pernah dilupakan oleh masyarakat Sragen.

Nama Sumeni pernah diabadikan sebagai nama jalan di Sragen, meskipun kini telah berubah menjadi Jalan Sragen-Batu Jamus.

Selain itu, Sumeni juga mendapat penghargaan sebagai pahlawan nasional dari pemerintah Indonesia pada tahun 1975.

Sumeni adalah salah satu contoh dari banyaknya perempuan Indonesia yang turut berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Dengan keberanian dan kecerdasannya, ia berhasil menggulingkan kedudukan militer Belanda di Sragen dengan keahliannya sebagai telik sandi.

Kisah heroik Sumeni patut menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berjuang demi bangsa dan negara.

Artikel Terkait