Amangkurat I berpesan lagi supaya tak satu pun ulama yang lolos dalam peristiwa berdarah tersebut.
Pembantaian ini ditandai dengan bunyi tembakan meriam dari istina.
Kebetulan ketika itu Gubernur Jenderal VOC Rijcklof van Goens sedang bertugas di Mataram.
Sehingga dia mencatat apa-apa yang terjadi ketika itu.
Amangkurat berupaya menyembunyikan keterlibatannya dalam pembantaian ini.
Pada hari berikutnya, dia berpura-pura marah dan terkejut.
Amangkurat I kemudian menuduh para ulama sebagai kelompok yang bertanggung jawab atas kematian Raden Mas Alit.
Dia juga memaksa delapan pembesar untuk mengaku bahwa mereka telah merencanakan kudeta terhadap sunan.
Delapan orang itu beserta anggota keluarganya juga dibantai.
Pemberontakan Pangeran Alit
Menurut catatan HJ De Graaf dalam bukunya Disintegrasi Mataram Di Bawah Mangkurat I, pemberontakan itu direncanakan di malam hari ketika para prajurit pulang baru pulang dari membangun keraton baru.
Pangeran Alit yang masih 19 tahun memerintahkan untuk melakukan serangan ke alun-alun selatan.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR