Tumenggung Wiraguna, Panglima Perang Mataram Islam yang Disegani Belanda dan Jadi Kepercayaan Sultan Agung

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Tumenggung Wiraguna
Ilustrasi - Tumenggung Wiraguna

Intisari-online.com - Tumenggung Wiraguna adalah salah satu panglima perang terbesar yang pernah dimiliki Kerajaan Mataram Islam.

Ia dikenal sebagai sosok yang berani, cerdas, dan setia kepada Sultan Agung, raja Mataram yang paling terkenal.

Tumenggung Wiraguna banyak berjasa dalam memperluas wilayah Mataram dan melawan penjajah Belanda yang ingin menguasai Nusantara.

Asal-usul Tumenggung Wiraguna

Asal-usul Tumenggung Wiraguna masih menjadi misteri hingga kini.

Tidak banyak catatan sejarah yang menjelaskan tentang latar belakang dan keluarga dari panglima perang ini.

Menurut penulis Belanda H.J. De Graaf, Tumenggung Wiraguna mungkin berasal dari daerah Jipang atau Pajang, salah satu kerajaan bawahan Mataram.

Tumenggung Wiraguna mulai menonjol sebagai panglima perang Mataram pada tahun 1644, ketika kesehatan Sultan Agung mulai menurun.

Ia menjadi wakil utama Sultan Agung dalam mengurus pemerintahan dan memimpin pasukan Mataram dalam berbagai ekspedisi militer.

Kemudian juga menjadi hakim tertinggi dan penasehat utama Susuhunan Mataram.

Nama Tumenggung Wiraguna sering tertulis dalam surat-surat penting yang dikirimkan ke berbagai pihak di mancanegara.

Baca Juga: Bawa Nama Allah, Panembahan Senopati Tunjuk Mas Jolang Jadi Raja Mataram Islam Sebelum Ajal Menjemput

Di Jambi dan Sukapura, ditemukan bukti surat dari Mataram yang dibubuhi nama Wiraguna sebagai penasehat terdekat Raja Mataram.

Hal ini menunjukkan bahwa Tumenggung Wiraguna memiliki pengaruh dan kepercayaan yang besar dari Sultan Agung.

Perang Melawan Belanda

Salah satu prestasi terbesar Tumenggung Wiraguna adalah perannya dalam perang melawan Belanda, khususnya VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang berpusat di Batavia (sekarang Jakarta).

VOC adalah perusahaan dagang Belanda yang mendapat monopoli perdagangan rempah-rempah di Nusantara dari pemerintah Belanda.

VOC sering bertindak sewenang-wenang dan mengganggu kepentingan Mataram di berbagai daerah.

Sultan Agung memiliki ambisi untuk menguasai seluruh Pulau Jawa dan mengusir VOC dari Batavia.

Untuk itu, ia memerintahkan Tumenggung Wiraguna untuk memimpin pasukan Mataram dalam dua kali pengepungan Batavia, yaitu pada tahun 1645 dan 1646.

Pada pengepungan pertama, Tumenggung Wiraguna membawa sekitar 10.000 prajurit Mataram dan bergerak dari arah timur menuju Batavia.

Ia berhasil menembus pertahanan VOC di sekitar Batavia dan mendekati benteng VOC di tepi pantai.

Namun, ia tidak dapat menyerbu benteng tersebut karena kekurangan persediaan makanan dan amunisi.

Baca Juga: Pemberontakan Pati, Pemberontakan Paling Dikhawatirkan Mataram Islam Itu Pun Terjadi

Selain itu, ia juga mendapat serangan balik dari pasukan VOC yang dibantu oleh sekutu-sekutunya dari berbagai bangsa dan daerah, seperti Jepang, Cina, India, Afrika, Maluku, Sulawesi, dan Jawa.

Pada pengepungan kedua, Tumenggung Wiraguna membawa sekitar 15.000 prajurit Mataram dan bergerak dari arah selatan menuju Batavia.

Ia berhasil mengalahkan pasukan VOC di beberapa tempat dan mendekati benteng VOC lagi.

Namun, ia juga tidak dapat menyerbu benteng tersebut karena alasan yang sama dengan pengepungan pertama.

Selain itu, ia juga mendapat bala bantuan dari pasukan Mataram yang dipimpin oleh Tumenggung Danupaya dari arah barat.

Meskipun tidak berhasil menguasai Batavia, perang melawan VOC menunjukkan keberanian dan keahlian Tumenggung Wiraguna sebagai panglima perang.

Ia juga mendapat penghargaan dan penghormatan dari pihak Belanda, yang mengakui kekuatan dan kewibawaan Tumenggung Wiraguna.

Akhir Hayat Tumenggung Wiraguna

Setelah perang melawan VOC, Tumenggung Wiraguna kembali ke Mataram dan melanjutkan tugasnya sebagai wakil Sultan Agung.

Ia juga terlibat dalam perang melawan Blambangan, salah satu kerajaan Hindu di ujung timur Pulau Jawa yang menolak tunduk kepada Mataram.

Tumenggung Wiraguna berhasil memenangkan perang ini dan memenggal kepala Panji Arungan, raja Blambangan.

Baca Juga: Sejarah dan Misteri Tombak Kanjeng Kiai Baru Klinting, Pusaka Andalan Mataram Islam yang Dikagumi Dunia

Namun, kemenangan ini dibayar dengan mahal. Tumenggung Wiraguna jatuh sakit setelah perang dan meninggal di Kediri pada tahun 1647.

Sebelum meninggal, ia berpesan agar jenazahnya tidak dibawa ke Mataram, tetapi dikuburkan di tempat.

Namun, para abdi dan keluarganya tetap membawa jenazahnya ke Mataram dengan perasaan enggan karena menghormati pesannya.

Tumenggung Wiraguna dimakamkan di Imogiri, tempat pemakaman raja-raja Mataram. Ia mendapat gelar purnawirawan Ki Ageng Wiroguno.

Ia juga dianggap sebagai salah satu leluhur dari keluarga Mangkunegaran, salah satu cabang dari Kerajaan Mataram.

Tumenggung Wiraguna adalah salah satu tokoh sejarah yang patut dihormati dan diteladani. Ia adalah panglima perang yang berani, cerdas, dan setia kepada raja dan tanah airnya.

Ia juga adalah penasehat yang bijaksana dan berpengaruh dalam pemerintahan Mataram.

Beliau adalah saksi dari masa kejayaan Mataram di bawah Sultan Agung dan juga dari masa kemunduran Mataram akibat konflik internal dan eksternal.

Artikel Terkait