Ia juga menciptakan beberapa lagu keroncong yang populer, seperti Keroncong Serenata, Roselani, dan Nina Bobo.
Pada tahun 1940, Ismail Marzuki menikah dengan Eulis Zuraidah, seorang primadona dari klub musik di Bandung.
Mereka kemudian mengadopsi seorang anak perempuan bernama Rachmi.
Pada masa pendudukan Jepang, Ismail Marzuki tetap aktif dalam dunia musik dengan bergabung dengan orkestra radio militer Jepang.
Ia juga menciptakan beberapa lagu yang menggambarkan keadaan bangsa Indonesia saat itu, seperti Melati di Tapal Batas dan Selendang Sutra.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Ismail Marzuki semakin giat menciptakan lagu-lagu nasional yang menggugah semangat patriotisme.
Beberapa lagu terkenalnya adalah Halo-Halo Bandung, Gugur Bunga, Rayuan Pulau Kelapa, Indonesia Pusaka, dan Ibu Kita Kartini.
Lagu-lagu ini menjadi saksi sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan menjaga persatuan.
Ismail Marzuki juga berkontribusi dalam dunia seni peran dengan menjadi penulis skenario dan pengarah musik untuk beberapa film nasional.
Beberapa film yang melibatkan karyanya adalah Djaoeh Dimata (1948), Darah dan Doa (1950), Embun (1951), dan Lagu Kenangan (1953).
Ia juga menjadi pemimpin Orkes Studio Jakarta di RRI dan menciptakan lagu Pemilihan Umum untuk menyemarakkan Pemilu 1955.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR