Terbit dalam Jurnal Science (2023), penulis mengatakan bahwa ciuman yang tergambar dalam lempengan tanah liat berasal dari sekitar 2500 SM.
Namun, ciuman kuno tersebut menggambarkan sejumlah insiden dan kesepakatan yang aneh.
Misalnya, satu teks dari sekitar 3.800 tahun lalu menceritakan kasus seorang wanita yang sudah menikah dan hampir "disesatkan" oleh ciuman dari pria lain.
Sementara sumber lain dengan usia sama menggambarkan, seorang wanita yang belum menikah bersumpah untuk menghindari ciuman dan hubungan seksual.
Bukan ciuman pertama dalam sejarah
Kendati sejauh ini menjadi catatan tertua, para peneliti menegaskan bahwa temuan ini bukanlah bukti awal manusia berciuman.
Dikutip dari laman IFL Science (18/5/2023), terdapat bukti alternatif manusia modern dan Neanderthal (spesies manusia yang bukan manusia modern) berciuman atau bertukar air liur.
Temuan ini sekaligus membantah bahwa kebiasaan ciuman lahir di kawasan tertentu dan menyebar hingga ke seluruh dunia.
"Berciuman tidak boleh dianggap sebagai kebiasaan yang berasal secara eksklusif di satu wilayah dan menyebar dari sana," kata Arboll.
Sebaliknya, kata dia, berciuman tampaknya telah dipraktikkan di berbagai budaya kuno selama ribuan tahun.
Bukan hanya itu, Dr Sophie Lund Rasmussen dari Universitas Oxford menjelaskan, primata seperti bonobo dan simpanse yang merupakan kerabat terdekat manusia, juga menunjukkan perilaku saling mencium.
"Yang mungkin menunjukkan bahwa praktik berciuman adalah perilaku mendasar pada manusia, menjelaskan mengapa hal itu dapat ditemukan dalam lintas budaya," ucapnya.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR