Intisari-Online.com -Kasus korupsi penyediaan infrastruktur BTS Kominfo yang menjerat Menteri Johnny G Plate dan lima orang lainnya masih menjadi sorotan publik.
Salah satu tersangka yang mengejutkan adalah Yohan Suryanto, seorang dosen UI yang juga tenaga ahli Human Development (HUDEV) Kementerian Kominfo.
Bagaimana latar belakang dan perjalanan karirnya?
Dugaan korupsi Rp8 triliun
Kasus korupsi BTS di Kominfo adalah kasus dugaan penyelewengan anggaran dalam penyediaan menara base transceiver station (BTS) 4G dan infrastuktur pendukung 1, 2, 3, 4 dan 5 Bakti Kementerian Kominfo tahun 2020-2022.
Kasus ini menimbulkan kerugian negara sebesar Rp8 triliun.
Nama Johnny G Plate terseret dalam kasus ini karena ia ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) pada tanggal 17 Mei 2023.
Johnny G Plate diduga melakukan tindakan melawan hukum atau penyelewengan yang dilakukan untuk menguntungkan pihak tertentu dalam kapasitasnya sebagai pengguna anggaran dan posisi menteri
Dirinya pun langsung ditahan oleh Kejagung setelah ditetapkan sebagai tersangka.
Selain Johnny G Plate, ada lima orang lain yang juga menjadi tersangka dalam kasus ini:
1) Direktur Utama (Dirut) Bakti Kominfo Anang Achmad Latif (AAL)
2) Account Director of Integrated Account Departement PT Huawei Tech Investment, Mukti Ali (MA)
3) Komisaris PT Solitech Media Sinergy, Irwan Hermawan (IH)
4) Direktur Utama PT Mora Telematika Indonesia, Galubang Menak (GMS)
4) Tenaga Ahli Human Development (HUDEV) Universitas Indonesia Tahun 2020, Yohan Suryanto (YS).
Sabet gelar doktor hanya dalam 2 tahun
Lalu, siapakah sosok Yohan Suryanto yang disebutkan terakhir dalam daftar tersangka di atas?
Melalui sebuah artikel yang tayang diui.ac.id pada 18 Januari 2017,Yohan Suryanto disebut sebagai mahasiswa doktor dari program Teknik Elektro Fakultas Teknik UI.
Dia berhasil menorehkan prestasi lulus hanya dalam waktu 2 tahun dari rata-rata waktu kelulusan 3—4 tahun.
Pada sidang terbuka yang dilakukan pada Rabu (28/12/2016) di Ruang Chevron Gedung Dekanat Fakultas Teknik UI, ia mempresentasikan disertasi berjudul “Pengembangan dan Analisis Metode Permutasi Chaotic Baru Berbasis Multiputaran Mengecil dan Membesar untuk Enkripsi Citra dengan Tingkat Keamanan Tinggi, Cepat, dan Tahan Terhadap Gangguan”.
Melalui disertasinya, Yohan menawarkan metode enkripsi yang diklaim memiliki kapasitas ruang yang besar, cepat, dengan tingkat keamanan yang tinggi agar lebih tahan terhadap gangguan.
Ia menamakan metode ini metode permutasi chaotic berbasis multiputaran mengecil dan membesar (PCMPK/B) yang diejawantahkan dalam algoritma matematika tertentu.
Yohan Suryanto telah mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal internasional Scopus dan mendapat paten dari pemerintah Indonesia.
Saat ditanya rahasia dari kesuksesannya hingga mampu menyelesaikan penelitian ini dengan cepat, Yohan mengaku bahwa lingkungan UI yang kondusif merupakan salah satu faktor paling berpengaruh.
Di akhir artikel, disebutkan Yohan berharap penelitiannya tersebut dapat berguna serta dapat dimanfaat secara luas di Indonesia.
Baca Juga: Rugikan Negara 8 Triliun, Korupsi BTS Yang Seret Nama Johnny G Plate Bikin 985 Menara Mangkrak