Di Balik Peristiwa Penculikan 5 Petugas BTS Oleh KKB, Bagaimana OPM Berdiri Di Tanah Papua?

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Ide soal Organisasi Papua Merdeka sudah ada sejak 1963. Sempat melawan tanpa kekerasan.
Ide soal Organisasi Papua Merdeka sudah ada sejak 1963. Sempat melawan tanpa kekerasan.

Ide soal Organisasi Papua Merdeka sudah ada sejak 1963. Sempat melawan tanpa kekerasan. Berbeda dengan KKB sekarang.

Intisari-Online.com -Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kembali berulah.

Setelah beberapa hari yang lalu menculik pilot Susi Air, kelompok yang berafiliasi kepada Organisasi Papua Merdeka itu baru saja menculik lima pekerja BTS Bakti Kominfo.

Mereka juga meminta tebusan Rp500 juta jika lima pekerja itu ingin dilepaskan.

Sebenarnya apa motif KKB, dalam hal ini OPM, melakukan semua ini?

Sebelumnya itu kita harus tahu bagaimana sejarah berdirinya OPM dan apa yang melandasi aksi-aksi mereka.

Menurut beberapa catatan, Organisasi Papua Merdeka resmi beroperasi pada 1965.

Meski begitu, beberapa tahun sebelumnya sudah ada embrio-embrio yang melandasi gerakan ini.

Sejatinya, angkat senjata bukan satu-satunya perjuangan yang ditempuh oleh OPM.

Sejumlah jalur dan dialog diplomatik pernah ditempuh gerakan ini--selain tentu saja gerakan provokatif seperti pengibaran bendera Bintang Kejora dan angkat senjata.

OPM didirikan bulan Desember 1963 dengan pengumuman:

"Kami tidak mau kehidupan modern! Kami menolak pembangunan apa pun: rombongan pemuka agama, lembaga kemanusiaan, dan organisasi pemerintahan. Tinggalkan kami sendiri!"

Nugini Belanda mengadakan pemilu pada Januari 1961 dan Dewan Nugini dilantik pada April 1961.

Akan tetapi, di Washington, D.C., Penasihat Keamanan Nasional McGeorge Bundy melobi Presiden A.S. John F. Kennedy untuk menegosiasikan transfer pemerintahan Nugini Barat ke Indonesia.

Perjanjian New York dirancang oleh Robert Kennedy dan ditandatangani oleh Belanda, Indonesia, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan Agustus 1962.

Walaupun Belanda menuntut agar rakyat Nugini Barat boleh menentukan nasib sendiri sesuai piagam PBB dan Resolusi 1514 (XV) Majelis Umum PBB dengan nama "Act of Free Choice", Perjanjian New York memberikan jeda tujuh tahun dan menghapuskan wewenang PBB untuk mengawasi pelaksanaan Akta tersebut.

Kelompok separatis mengibarkan bendera Bintang Kejora Papua Barat pada tanggal 1 Desember setiap tahunnya.

Tanggal tersebut mereka anggap sebagai hari kemerdekaan Papua.

Menanggapi hal tersebut, Nicolaas Jouwe dan dua komandan OPM, Seth Jafeth Roemkorem dan Jacob Hendrik Prai, berencana mendeklarasikan kemerdekaan Papua pada tahun 1971.

Tanggal 1 Juli 1971, Roemkorem dan Prai mendeklarasikan Republik Papua Barat dan segera merancang konstitusinya.

Konflik strategi antara Roemkorem dan Prai berujung pada perpecahan OPM menjadi dua faksi: PEMKA yang dipimpin Prai dan TPN yang dipimpin Roemkorem.

Perpecahan ini sangat memengaruhi kemampuan OPM sebagai suatu pasukan tempur yang terpusat.

Sejak 1976, para pejabat perusahaan pertambangan Freeport Indonesia sering menerima surat dari OPM yang mengancam perusahaan dan meminta bantuan dalam rencana pemberontakan musim semi.

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) adalah sayap militer dari Organisasi Papua Merdeka (OPM).

TPNPB dibentuk pada 26 Maret 1973, setelah Proklamasi Kemerdekaan Papua Barat 1 Juli 1971 di Markas Victoria.

Pembentukan TPNPB adalah Tentara Papua Barat berdasarkan Konstitusi Sementara Republik Papua Barat yang ditetapkan 1971 pada Bab V bagian Pertahanan dan Keamanan.

Sejak 2012 melalui reformasih TPN, Goliath Tabuni diangkat menjadi Panglima Tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat.

Artikel Terkait