Bentrokan Berdarah Di Gejayan, Sosok Mahasiswa Yang Mau Cari Makan Ini Pun Jadi Korban Keberingasan Aparat

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Penulis

Moses Gatutkaca menjadi korban Peristiwa Gejayan Mei 1998 saat bentrokan antara demonstran anti-Soeharto dan aparat keamanan.
Moses Gatutkaca menjadi korban Peristiwa Gejayan Mei 1998 saat bentrokan antara demonstran anti-Soeharto dan aparat keamanan.

Moses Gatutkaca menjadi korban Peristiwa Gejayan Mei 1998 saat bentrokan antara demonstran anti-Soeharto dan aparat keamanan.

Intisari-Online.com -8 Mei 1998 sekitar pukul 21.00, Jalan Gejayan, Mrican, Sleman, Yogyakarta, dalam kondisi mencekam.

Ketika itu, terjadi bentrok antara mahasiswa yang menuntut turunnya Soeharto dan aparat keamanan.

Moses Gatutkaca, seorang mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanatara Dharma, yang sedang melintas, pun jadi korban.

Moses Gatutkaca meninggal dalam kondisi kepalanya terluka akibat pukulan benda tumpul.

Dia diduga dihajar oleh aparat keamanan karena dikira bagian dari massa aksi.

Salah seorang warga lokal pun mengutarakan kesaksiannya.

"Setahu kami, Moses mau mencari makan malam setelah waktu Maghrib," kata Sunarto.

"Dia lewat selatan kampus Sanata Dharma, di sana ada demo anarkis. Moses dikira masa demonstran dan dipukuli, sampai akhirnya meninggal."

Sebelum Moses meninggal, banyak warga di sekitar Mrican yang tak berani keluar rumah saat malam.

Bagaimanapun juga, kondisi saat itu memang tidak baik-baik saja.

Kondisinya semakin mencekam setelah ada korban salah sasaran oleh aparat.

"Saat Moses meninggal, masyarakat Yogyakarta ikut berduka. Sewaktu jenazah mau dimakamkan, ada banyak orang yang ikut mengantarkan," katanya.

Tubuh Moses ditemukan dalam kondisi sekarat di posko PMI Universitas Sanata Dharma.

Ketika itu aparat baru saja melakukan pembersihan lokasi bentrokan di sekitar Hotel Radisson Yogyakarta.

Moses ditemukan tergeletak di jalan dengan kondisi tangannya patah menelikung ke belakang, dan kepalanya mengalami luka parah.

Dari telinga dan hidungnya darah segar terus menerus mengalir.

Dengan menggunakan ambulans, ia dibawa ke Rumah Sakit Panti Rapih sekitar pukul 21.55 WIB, dalam perjalanan ia kemudian meninggal.

Visum korban dari RS Panti Rapih menyatakan korban mengalami pendarahan telinga dan mulut dan diduga mengalami retak dalam tulang dasar tengkorak.

Dari dompetnya diketemukan identitas KTP dan SIM C atas nama Moses Gatutkaca.

Pemuda kelahiran Banjarmasin ini diketahui tinggal di Gang Brojolamatan No 9A, Mrican, Yogyakarta.

Tempat ini juga tak jauh dari kampus Sanata Dharma dan sama-sama berada di wilayah Jalan Gejayan, Yogyakarta.

Untuk mengenangnya, sejak 20 Mei 1998, Jalan Kolomboyang berada tepat di sebelah kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta diubah namanya menjadi Jalan Moses Gatutkaca.

Tak hanya itu, Moses Gatutkaca juga dianggap sebagai salah satu pahlawan reformasi.

Artikel Terkait