Yellen mendesak kongres untuk segera meningkatkan atau menunda ketentuan plafon utang pemerintah dengan skema yang memberikan kepastian dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Apalagi, menurut Yellen, kegagalan bayar utang AS akan menyebabkan dampak negatif yang luas bagi ekonomi AS dan global.
"Kegagalan utang kami akan menghasilkan bencana ekonomi dan keuangan. Kegagalan akan menaikkan biaya pinjaman selamanya. Investasi masa depan akan menjadi jauh lebih mahal," ungkap dia seperti dilansir dari kompas.com, Jumat (5/5/2023).
Alasan Punya Utang Banyak
Meski terancam gagal bayar utang, AS bukanlah satu-satunya negara maju yang punya utang banyak.
Menurut data World Bank, rasio utang terhadap PDB negara-negara maju rata-rata mencapai 105 persen pada tahun 2020.
Sementara negara maju lain seperti Jepang memiliki rasio utang terhadap PDB tertinggi di dunia, yaitu 256 persen.
Sebagai perbandingan, Indonesia memiliki rasio utang terhadap PDB sebesar 37 persen pada tahun 2020.
Lalu, mengapa negara-negara maju gemar punya utang banyak? Salah satu alasan utamanya adalah untuk membiayai defisit anggaran.
Defisit anggaran terjadi ketika pengeluaran pemerintah melebihi penerimaan pajak. Untuk menutup defisit ini, pemerintah harus mengambil pinjaman dari pasar keuangan domestik atau internasional.
Defisit anggaran biasanya meningkat saat terjadi krisis ekonomi atau bencana alam.
KOMENTAR