Mengungkap Sosok Tentara Jepang yang Kepincut Wanita Jawa Lalu Membela Indonesia

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Rahmat Shigeru Ono
Rahmat Shigeru Ono

Intisari-online.com - Rahmat Shigeru Ono adalah seorang tentara Jepang yang membelot dan memihak Indonesia saat Perang Dunia II.

Ia menjadi salah satu anggota Pasukan Gerilya Istimewa (PGI) yang berjuang melawan penjajah Belanda di bawah komando Untung Surapati.

Dalam perjuangannya, ia mengalami banyak kesulitan dan bahaya, termasuk kehilangan tangan kirinya akibat ledakan granat.

Namun, ia tidak pernah menyerah dan tetap setia kepada Indonesia hingga akhir hayatnya.

Salah satu hal yang membuat Ono bertahan adalah cintanya kepada Darkasih, seorang gadis Jawa yang menjadi istrinya setelah kemerdekaan Indonesia diakui pada tahun 1950.

Mereka bertemu di Kota Batu, Jawa Timur, tempat Ono menetap setelah pensiun dari dinas militer.

Mereka menikah dan memiliki empat anak, sepuluh cucu, dan enam cicit.

Kisah cinta mereka tidak selalu mulus.

Pada tahun 1952, Ono dipanggil oleh Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya untuk mengurus status kewarganegaraannya.

Di sana, ia berhasil tersambung kembali dengan ibunya yang masih hidup di Jepang.

Ibunya tidak tahu bahwa Ono masih hidup karena sebelumnya ia telah mengirim surat palsu yang mengatakan bahwa ia telah tewas dalam perang.

Baca Juga: Viral Kakek Lumpuh Dibuang di Pinggir Jalan, di Jepang Justru Ada Tradisi Membuang Orang Tua

Ibunya sangat senang mendengar kabar Ono dan memintanya untuk pulang ke Jepang bersama keluarganya.

Namun, Ono menolak karena ia sudah merasa menjadi bagian dari Indonesia.

Ia juga tidak mau meninggalkan Darkasih dan anak-anaknya yang sudah mencintainya sebagai suami dan ayah.

Dia bersedia mengganti nama anak pertamanya dari Tutik menjadi Atsuko untuk menghormati permintaan ibunya.

Ono pun memilih untuk menjadi warga negara Indonesia pada tahun yang sama.

Kemudian mendapatkan gelar Haji setelah menunaikan ibadah haji ke Mekkah bersama Darkasih.

Ia hidup sederhana dan bahagia bersama keluarganya di Kota Batu.

Lalu, juga sering mendapat kunjungan dari mantan rekan-rekannya di PGI dan TNI yang menghormatinya sebagai pahlawan.

Sayangnya, pada tahun 1982, Darkasih meninggal dunia karena kanker.

Ono sangat bersedih dan merasa kehilangan separuh jiwanya.

Ia mencoba untuk tetap kuat demi anak-anak dan cucu-cucunya yang masih membutuhkan kasih sayangnya.

Baca Juga: Pembantaian Tentara Jepang di Pulau Ramree, Serangan Buaya Paling Mematikan dalam Sejarah

Namun terus menjaga hubungan baik dengan keluarga besarnya di Jepang.

Pada tahun 2014, Ono mendapat undangan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk hadir di Istana Negara dalam rangka perayaan HUT Kemerdekaan RI.

Namun, ia tidak bisa memenuhi undangan tersebut karena kondisi kesehatannya yang sudah menurun.

Ia meninggal dunia pada tanggal 25 Agustus 2014 dalam usia 95 tahun. Ia dimakamkan di Kompleks Makam Pahlawan Nasional Untung Surapati di Kota Batu.

Kisah cinta Rahmat Shigeru Ono dan Darkasih adalah kisah yang menginspirasi banyak orang. Mereka membuktikan bahwa cinta tidak mengenal batas negara, agama, atau budaya.

Mereka juga membuktikan bahwa cinta dapat memberikan kekuatan untuk berjuang demi kebenaran dan keadilan.

Mereka adalah contoh nyata dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika: berbeda-beda tetapi tetap satu.

Artikel Terkait