Intisari-online.com - Kalimantan adalah pulau yang kaya akan keanekaragaman budaya dan alam.
Hutan Kalimantan yang terkenal luas ternyata juga menyimpan banyak kehidupan di dalamnya.
Bukan hanya hewan dan tumbuhan, tetapi sekelompok suku masih tinggal di dalam hutan Kalimantan.
Salah satu kelompok masyarakat yang mendiami pulau ini adalah suku Punan, salah satu rumpun suku Dayak yang paling tua dan paling primitif.
Suku Punan hidup di pedalaman hutan Kalimantan dengan cara berburu dan meramu, serta berpindah-pindah mengikuti siklus alam.
Mereka juga dikenal sebagai penjaga hutan rimba karena mereka sangat menjaga dan menghormati alam sekitar mereka.
Asal-usul Suku Punan
Suku Punan memiliki sejarah yang panjang dan menarik.
Menurut beberapa sumber, suku Punan berasal dari sebuah keluarga kerajaan Tiongkok yang kalah dalam peperangan dan melarikan diri ke Pulau Kalimantan.
Mereka kemudian menetap di hutan Kalimantan dan membentuk kelompok yang kini dikenal sebagai suku Dayak Punan.
Nama Punan sendiri berasal dari dua sungai di sepanjang tebing yang mereka tinggali, yaitu Sungai Punan dan Sungai Bah.
Baca Juga: Apa Manfaat yang Kita Dapatkan Hidup di Negara Majemuk Seperti Indonesia ?
Suku Punan terbagi menjadi sepuluh sub-sub kecil yang tersebar di beberapa daerah di Kalimantan, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.
Populasi terbanyak dari suku Punan ditemukan di Kalimantan Timur, diperkirakan ada sekitar 8 ribu jiwa.
Tradisi dan Kebiasaan Suku Punan
Suku Punan memiliki tradisi dan kebiasaan yang unik dan berbeda dari suku-suku lain di Kalimantan.
Mereka hidup secara berkelompok dalam hutan dan terpisah dari sub-sub suku Dayak lainnya.
Suku Punantidak memiliki tempat tinggal permanen karena mereka berpindah-pindah sesuai dengan musim dan sumber daya alam.
Mereka juga menghindari kontak dengan kelompok manusia lain untuk mencari rasa aman.
Suku Punan sangat mahir dalam berburu dan meramu.
Mereka menggunakan senjata tradisional seperti sumpit, parang, tombak, dan perangkap untuk menangkap binatang seperti babi hutan, rusa, kura-kura, dan kera.
Kemudianjuga mencari umbi-umbian liar, sagu, buah-buahan, jamur, madu, dan tanaman obat untuk memenuhi kebutuhan makanan dan kesehatan mereka.
Mereka tidak bercocok tanam atau beternak karena mereka menganggap itu sebagai tindakan merusak alam.
Baca Juga: Telingaan Aruu, Tradisi Memanjangkan Telinga yang Mulai Punah di Suku Dayak
Suku Punan sangat menjaga dan menghormati alam sekitar mereka.
Mereka percaya bahwa alam adalah tempat tinggal roh-roh leluhur dan makhluk gaib yang harus dihormati.
Mereka juga percaya bahwa alam memberikan segala sesuatu yang mereka butuhkan untuk hidup.
Oleh karena itu, mereka tidak pernah melakukan penebangan pohon, perburuan liar, atau tindakan lain yang membahayakan atau merusak hutan.
Suku Punan memiliki adat dan budaya yang masih dipertahankan sejak dulu. Mereka memiliki bahasa sendiri yang disebut bahasa Punan atau bahasa Orang Punan.
Mereka juga memiliki sistem kekerabatan yang berdasarkan pada garis keturunan ibu atau matrilineal.
Mereka memiliki ritual adat untuk berbagai peristiwa penting dalam hidup mereka, seperti kelahiran, kematian, dan perkawinan.