Dibunuh Dengan Cara Keji Oleh Rakyatnya Sendiri, Inilah Wang Mang Kaisar China Pemberontak yang Dibenci oleh Rakyatnya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Kaisar China Wang Mang yang dibunuh oleh rakyatnya sendiri.
Ilustrasi - Kaisar China Wang Mang yang dibunuh oleh rakyatnya sendiri.

Intisari-online.com - Wang Mang adalah salah satu kaisar paling kontroversial dalam sejarah Tiongkok.

Ia memerintah sebagai kaisar Dinasti Xin dari tahun 9 M hingga 23 M, setelah berhasil menggulingkan Dinasti Han Barat yang telah berkuasa selama lebih dari dua abad.

Namun, pemerintahannya tidak berlangsung lama dan berakhir dengan tragedi.

Ia dibenci oleh rakyatnya karena kebijakan-kebijakan yang tidak populer dan menyebabkan krisis sosial dan ekonomi.

Ia juga dibunuh secara brutal oleh pemberontak yang ingin mengembalikan kekuasaan Dinasti Han.

Latar Belakang Wang Mang

Wang Mang lahir pada tahun 45 SM dari keluarga Wang, salah satu keluarga bangsawan terkemuka di Tiongkok.

Keluarganya memiliki hubungan dekat dengan keluarga kerajaan Dinasti Han Barat, dan banyak anggota keluarganya yang menjabat sebagai pejabat tinggi atau permaisuri.

Wang Mang sendiri menjabat sebagai menteri kekaisaran dan wali bagi beberapa kaisar muda yang lemah dan tidak kompeten.

Wang Mang memiliki ambisi untuk mereformasi pemerintahan dan masyarakat Tiongkok yang sudah korup dan bermasalah.

Ia mengagumi Dinasti Zhou Barat, dinasti pertama yang mempersatukan Tiongkok di bawah sistem feodal.

Baca Juga: Hubungann Dinasti Yuan dan Nusantara, Kisah Kaisar China Khubilai Khan Ketika Mendekati Para Raja di Kepulauan Melayu

Ia berpikir bahwa dengan mengembalikan sistem feodal tersebut, ia bisa menciptakan tatanan sosial yang harmonis dan adil.

Ia juga mengklaim bahwa ia memiliki mandat surga untuk menggantikan Dinasti Han sebagai penguasa baru Tiongkok.

Pada tahun 9 M, Wang Mang memproklamasikan dirinya sebagai kaisar Dinasti Xin, yang berarti "dinasti baru".

Ia mengubah nama ibu kota dari Chang'an menjadi Xin'an, dan mengubah nama-nama provinsi, gelar-gelar pejabat, mata uang, sistem ukuran, kalender, dan ritual-ritual keagamaan.

Ia juga mencoba untuk mendistribusikan tanah kepada rakyat miskin, membatasi kepemilikan tanah oleh bangsawan dan tuan tanah, menghapus perbudakan, dan menetapkan harga-harga barang secara tetap.

Kegagalan dan Kematian Wang Mang

Namun, rencana-rencana Wang Mang tidak berjalan mulus seperti yang ia harapkan.

Kebijakan-kebijakan yang ia lakukan tidak efektif dan malah menimbulkan kekacauan dan kemarahan di kalangan rakyat.

Banyak pejabat dan bangsawan yang tidak setuju dengan perubahan-perubahan yang ia lakukan dan melakukan pemberontakan terbuka atau konspirasi diam-diam.

Banyak rakyat yang menderita karena kelaparan, banjir, wabah penyakit, perang saudara, dan penindasan.

Banyak mata uang baru yang ia ciptakan yang tidak memiliki nilai atau dipalsukan oleh orang-orang jahat.

Baca Juga: Naik Takhta Dengan Merebut Dari Keponakannya, Inilah Yongle Kaisar China yang Eksekusi 2.800 Selirnya

Pada tahun 23 M, situasi semakin memburuk bagi Wang Mang.

Sebuah kelompok pemberontak yang disebut Chimei (Pasukan Merah) berhasil merebut ibu kota Xin'an dan mengepung istana kekaisaran.

Wang Mang bersama dengan pengawal-pengawalnya bertempur mati-matian melawan pemberontak-pemberontak tersebut.

Namun, akhirnya ia tewas terbunuh di tangannya mereka.

Pemberontak-pemberontak itu tidak puas hanya dengan membunuh Wang Mang.

Mereka juga memutilasi jenazahnya dengan cara yang mengerikan.

Mereka memotong-motong tubuhnya menjadi beberapa bagian dan mengirimkannya ke berbagai tempat di Tiongkok.

Mereka juga mengambil jantung dan hatinya dan memasaknya dengan garam dan cuka.

Mereka juga mengambil otaknya dan mencampurnya dengan tanah liat untuk membuat patung-patung buruk rupa.

Dengan kematian Wang Mang, Dinasti Xin pun berakhir.

Pemberontak-pemberontak itu kemudian mengangkat Liu Xuan, seorang keturunan Dinasti Han, sebagai kaisar baru.

Artikel Terkait