Intisari-online.com - Gerhana matahari adalah kejadian alam di mana bulan berposisi di antara bumi dan matahari, sehingga menghalangi sebagian atau seluruh sinar matahari.
Gerhana matahari bisa berbentuk total, sebagian, atau cincin.
Ada orang yang menganggap gerhana matahari sebagai hal yang menarik dan cantik untuk dilihat.
Namun, ada juga orang yang menganggap gerhana matahari sebagai hal yang menyeramkan dan memiliki arti tertentu.
Salah satu yang mempercayai arti gerhana matahari adalah masyarakat Jawa kuno yang mengikuti primbon.
Primbon adalah sistem peramalan yang didasarkan pada perhitungan weton Jawa yang bertujuan untuk memprediksi dan mengantisipasi segala persoalan kehidupan manusia.
Menurut primbon Jawa kuno, gerhana matahari terjadi karena ulah Batara Kala, anak dewa yang dikutuk menjadi raksasa.
Batara Kala menyimpan dendam pada Batara Surya (dewa matahari) dan Batara Soma (dewa bulan) sehingga dia berusaha untuk menelan mereka.
Gerhana matahari dipandang sebagai tanda buruk yang menyebabkan bencana dan kesialan bagi manusia.
Oleh karena itu, masyarakat Jawa kuno melakukan berbagai upaya untuk mengusir Batara Kala dan menyelamatkan dewa-dewa dari bahaya.
Beberapa upaya yang dilakukan masyarakat Jawa Kuno antara lain adalah:
Baca Juga: Membongkar Makna Simbolik Gerhana Matahari Menurut Primbon Jawa dan Mitologi
1. Membunyikan kentongan, bedug, gong, atau alat musik lainnya untuk membuat suara ribut yang bisa mengusir Batara Kala.
2. Menyembelih hewan kurban seperti ayam atau kambing dan menyebarkannya di jalan-jalan agar Batara Kala tertarik untuk menelan mereka dan meninggalkan dewa-dewa.
3. Membakar dupa atau kemenyan untuk memberikan harum wanginya yang bisa menenangkan dewa-dewa dan menghalau Batara Kala.
4. Berdoa dan berdzikir kepada Tuhan Yang Maha Esa agar memberikan perlindungan dan keselamatan dari segala marabahaya.
5. Tidak keluar rumah atau melakukan aktivitas apapun selama gerhana matahari berlangsung agar tidak terkena pengaruh buruknya.
Hal ini terutama berlaku bagi ibu hamil, anak-anak, orang sakit, atau orang tua.
Namun, tidak semua gerhana matahari dipandang sebagai tanda buruk menurut primbon Jawa kuno.
Ada juga gerhana matahari yang dipandang sebagai tanda baik yang membawa berkah dan keberuntungan bagi manusia.
Salah satu contohnya adalah gerhana matahari cincin yang terjadi pada tanggal 20 April 2023.
Gerhana matahari cincin ini dipandang sebagai tanda baik karena bentuknya yang mirip dengan cincin pernikahan.
Menurut primbon Jawa kuno, gerhana matahari cincin ini membawa makna bahwa manusia harus saling menghormati dan menyayangi sesama.
Baca Juga: Apakah Gerhana Bulan Total Berbahaya dan Mitos Apa yang Melingkupinya?
Gerhana matahari cincin ini juga membawa pesan bahwa manusia harus bersatu dan bekerja sama untuk menciptakan kedamaian dan kesejahteraan di dunia.
Oleh karena itu, masyarakat Jawa kuno tidak perlu takut atau khawatir ketika melihat gerhana matahari cincin ini.
Sebaliknya, mereka harus bersyukur dan berbahagia karena mendapatkan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.