Menurut Prasasti Batutulis, ia dinobatkan sebanyak dua kali, yaitu sebagai raja Kerajaan Sunda dan raja Kerajaan Galuh.
Periode terakhir Kerajaan Sunda-Galuh inilah yang kemudian dikenal sebagai masa Kerajaan Pajajaran dengan pusat pemerintahan di Pakuan Pajajaran.
Prabu Siliwangi mampu membawa Kerajaan Pajajaran pada kejayaan. Bahkan di masa kepimpinan Sri Baduga Maharaja inilah rakyat Pajajaran mengalami kesejahteraan dan hidup damai.
Menolak Masuk Islam
Prabu Siliwangi memiliki tiga orang anak dari istrinya Subang Larang, yaitu Raden Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuwana, Nyimas Rara Santang, dan Raden Kian Santang.
Menurut legenda, Prabu Siliwangi menolak masuk Islam ketika diimbau oleh putranya Kian Santang atau Pangeran Cakrabuana.
Proses Islamisasi di tanah Pasundan di abad ke-14 sampai ke-16 memang tidak dapat dilakukan tanpa menyebut nama-nama besar seperti Kian Santang.
Ia tanpa ragu-ragu mengikuti jejak ibunya, memeluk Islam.
Hngga sekarang masih menjadi pertanyaan besar: Apakah Prabu Siliwangi menolak ajakan putranya masuk Islam, atau menerima ajakan itu secara diam-diam.
Kisah penolakan Prabu Siliwangi untuk menerima ajakan anaknya Kian Santang untuk masuk Islam memiliki kisah tersendiri.
Konon, Prabu Siliwangi memilih untuk menghilang di hutan Sancang untuk menghindari pertumpahan darah dengan anak cucunya yang telah memeluk Islam.
Baca Juga: Misteri Maung Bodas, Sosok Macan Putih Gaib yang Menjadi Khadam Prabu Siliwangi, Sesakti Apa?
KOMENTAR