Dengan sekali tembak, ia berhasil menembus baju besi dan jantung Kapten Tack. Kapten Tack pun tewas seketika di tempat.
Kematian Kapten Tack membuat pasukan Belanda kaget dan panik. Mereka tidak tahu dari mana datangnya panah maut itu.
Mereka pun mundur dan kocar-kacir. Pasukan Mataram pun mengejar dan menghabisi mereka.
Dari 1.000 orang pasukan Belanda, hanya sekitar 50 orang yang berhasil selamat dan kembali ke Batavia.
Selain menembak Kapten Tack, Ki Ageng Pemanah II juga pernah menembak seorang raja dari Kerajaan Surabaya yang bernama Pangeran Benowo.
Pada tahun 1625, Sultan Agung mengirim pasukan Mataram untuk menyerang Surabaya yang merupakan sekutu Belanda.
Pasukan Mataram berhasil mengepung kota Surabaya dan membuat Pangeran Benowo terdesak.
Pangeran Benowo kemudian mencoba melarikan diri dengan menggunakan perahu kecil. Ia berharap bisa mencapai kapal-kapal Belanda yang berada di laut.
Namun, rencananya gagal karena Ki Ageng Pemanah II yang melihatnya dari jarak jauh.
Ki Ageng Pemanah II pun mengambil panah saktinya dan menembak Pangeran Benowo di dada.
Pangeran Benowo pun tewas sebelum bisa naik ke kapal Belanda.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR