Dalam prosesi ini, Patung Tuan Ana dibawa keluar dari Kapela Tua Ana dan diarak mengelilingi kota Larantuka sebanyak tujuh kali.
Umat Katolik mengikuti prosesi ini dengan berjalan kaki sambil membawa lilin dan menyanyikan lagu-lagu pujian.
Pada Sabtu Suci atau Sabtu sebelum Paskah, dilakukan prosesi pertemuan antara Bunda Maria dan Yesus Kristus yang disebut Prosesi Pertemuan.
Dalam prosesi ini, Patung Tuan Ma dibawa keluar dari Gereja Katedral Larantuka dan diarak menuju Kapela Tua Ana.
Di sana, Patung Tuan Ma bertemu dengan Patung Tuan Ana dan keduanya saling berhadapan. Umat Katolik menyaksikan pertemuan ini dengan haru dan mengucapkan doa-doa.
Prosesi ini melambangkan kesedihan Bunda Maria yang melihat anaknya mati di kayu salib.
Pada Minggu Paskah atau Minggu setelah Paskah, dilakukan Misa Kebangkitan Yesus Kristus yang disebut Misa Paskah.
Dalam misa ini, Patung Tuan Ma dan Patung Tuan Ana dibawa kembali ke tempat semula dan ditutup kembali dengan tabir hitam.
Umat Katolik merayakan kebangkitan Yesus Kristus dengan sukacita dan bersyukur.
Makna dan Pesan
Semana Santa adalah tradisi unik yang menggugah jiwa bagi umat Katolik di Larantuka.
Tradisi ini mengajarkan tentang pengorbanan, kesetiaan, pengampunan, dan harapan yang ditunjukkan oleh Yesus Kristus dan Bunda Maria.
Tradisi ini juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antara umat Katolik dengan Tuhan dan sesama.
Selain itu, Semana Santa juga menunjukkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Larantuka.
Meskipun mayoritas penduduk Larantuka beragama Katolik, ada juga penduduk yang beragama Islam, Hindu, Buddha, dan lainnya.
Mereka saling menghormati dan mendukung tradisi Semana Santa sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Semana Santa merupakan ikon dari Flores Timur dan menjadi daya tarik tersendiri, baik bagi peziarah maupun wisatawan.
Selain menggeliatkan ekonomi dan pariwisata, tradisi ini juga menjadi wujud pelestarian warisan leluhur yang harus dilestarikan dan dikembangkan.
KOMENTAR