Dia juga menegaskan bahwa Pancasila bukanlah chauvinisme atau fanatisme, tetapi adalah sikap toleran dan terbuka terhadap perbedaan agama, ras, budaya, dan ideologi.
Dia juga menyatakan bahwa Pancasila adalah dasar dari politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan tidak memihak kepada salah satu blok.
Pidato Soekarno itu mengguncang dunia. Banyak pemimpin dan delegasi negara-negara yang hadir terkesima dan terpukau oleh keberanian dan kecerdasan Soekarno.
Banyak pula yang merasa tersentil dan tersinggung oleh kata-kata Soekarno yang tajam dan berapi-api.
Pidato Soekarno di sidang umum PBB pada 1960 itu menimbulkan berbagai reaksi dari dunia internasional.
Beberapa negara menyambut baik pidato Soekarno sebagai suara hati nurani dunia yang mengingatkan akan pentingnya perdamaian dan kemanusiaan.
Beberapa negara lain merasa tersindir dan terancam oleh pidato Soekarno yang mengecam imperialisme dan kolonialisme.
Salah satu negara yang memberikan respons positif terhadap pidato Soekarno adalah India. Perdana Menteri India saat itu, Jawaharlal Nehru, mengirimkan surat pribadi kepada Soekarno yang memuji pidato Soekarno sebagai pidato yang luar biasa dan berani.
Nehru juga mengatakan bahwa pidato Soekarno telah menyentuh hati banyak orang di dunia.
Negara-negara Asia dan Afrika yang baru merdeka atau sedang berjuang untuk merdeka juga memberikan dukungan dan solidaritas kepada Soekarno.
Mereka menganggap pidato Soekarno sebagai representasi dari aspirasi dan harapan mereka untuk hidup bebas dari penjajahan dan eksploitasi.
Baca Juga: Kisah Makam Iman Al-Bukhari di Uni Soviet dan Kontroversinya dengan Kisah Presiden Soekarno
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR