Aksi Protes Monopoli Teh dan Penyulut Perang Revolusi Amerika

Rina Wahyuhidayati

Editor

Boston Tea Party. Protes yang dipicu oleh pemungutan pajak tinggi oleh Kerajaan Inggris di negara koloni termasuk Amerika.
Boston Tea Party. Protes yang dipicu oleh pemungutan pajak tinggi oleh Kerajaan Inggris di negara koloni termasuk Amerika.

Intisari-Online.com -Aksi protes besar-besaran di Pelabuhan Boston, Amerika terhadap kebijakan monopoli teh Inggris.

Protes tersebut diwarnai dengan penyerangan dan membuang ratusan peti kayu berisi teh dari kapal-kapal milik Inggris.

Peristiwa ini terjadi pada 16 Desember 1773 yang dikenal sebagai Boston Tea Party.

Penyebab terjadinya Boston Tea Party adalah Undang-Undang Teh (Tea Act) yang dikeluarkan oleh Parlemen Inggris.

Undang-Undang Teh berisi penetapan pajak teh yang tinggi dan memberi hak monopoli teh kepada kongsi dagang EIC di Amerika yang masih menjadi jajahan Inggris.

Dampak dari Boston Tea Party ini menjadi peristiwa yang mengawali terjadinya Perang Revolusi Amerika.

The Boston Tea Party telah menunjukkan kepada Inggris bahwa rakyat Amerika tidak tinggal diam melawan kesewenang-wenangan para penjajah.

Inggris berharap Coercive Acts dapat memadamkan pemberontakan, tetapi yang terjadi justru sebaliknya.

Coercive Acts dipandang sebagai bukti tirani Inggris, yang semakin membangkitkan semangat penduduk Amerika di 13 koloni untuk memperjuangkan kemerdekaan mereka.

Alhasil, penduduk Amerika menanggapinya dengan aksi protes dan perlawanan yang terkoordinasi.

Mereka kemudian menggelar Kongres Kontinental Pertama pada September dan Oktober 1774, untuk mengajukan petisi kepada Inggris agar mencabut Coercive Acts.

Namun, karena petisi tersebut diabaikan, akhirnya memicu serangkaian perang kemerdekaan atau dikenal dengan Perang Revolusi Amerika, yang dimulai di Massachusetts pada 19 April 1775.

Baca Juga: Kisah Raden Wijaya Mendirikan Kerajaan Majapahit Dari Pengkhianatan dan Kadali Bangsa Mongol

(*)

Artikel Terkait