Keperkasaan Kapal Pinisi, Kapal Suku Bugis yang Konon Pernah Menjelajah Dunia

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Kapal Pinisi Suku Bugis.
Ilustrasi - Kapal Pinisi Suku Bugis.

Intisari-online.com - Indonesia adalah negara maritim yang memiliki sejarah panjang tentang budaya dan transportasi laut.

Salah satu suku yang terkenal dan akrab dengan lautan adalah suku Bugis.

Suku Bugis berasal dari wilayah selatan Pulau Sulawesi, tepatnya di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Suku Bugis dikenal sebagai suku yang andal dan piawai mengarungi lautan hingga samudra di Nusantara maupun dunia.

Salah satu simbol kejayaan suku Bugis di bidang maritim adalah kapal pinisi.

Kapal pinisi adalah kapal layar tradisional khas masyarakat Bugis yang memiliki dua tiang utama dan tujuh buah layar.

Kapal pinisi telah ada sejak ratusan tahun lalu dan merupakan warisan leluhur suku Bugis.

Menurut naskah Lontarak I Babad La Lagaligo, kapal pinisi pertama kali dibuat oleh Pangeran Sawerigading, putera mahkota Kerajaan Luwu pada abad ke-14 M.

Kapal ini dibuat dari kayu welengreng (pohon dewata) yang kuat dan kokoh.

Kapal ini digunakan oleh Sawerigading untuk meminang Putri We Cudai di Tiongkok.

Setelah beberapa tahun tinggal di Tiongkok, Sawerigading kembali ke Luwu menggunakan kapal pinisinya.

Baca Juga: Seenak Udel Masuk Ke Perairan Negara Lain, Kapal Perang AS Diusir Militer China

Namun, di dekat Pantai Luwu, kapal itu diterjang ombak besar hingga terbelah menjadi tiga bagian.

Bagian-bagian kapal itu terdampar di desa Ara, Tanah Beru, dan Lemo-Lemo.

Penduduk ketiga desa itu kemudian menyatukan dan merangkai keping-keping perahu itu sehingga kembali berbentuk kapal.

Nama pinisi sendiri diyakini berasal dari gabungan dua kata, yaitu picuru (contoh yang baik) dan binisi (sejenis ikan kecil yang lincah dan tangguh).

Ada pula yang berpendapat bahwa nama pinisi berasal dari bahasa Bugis, panisi, yang artinya sisip.

Hal ini karena pembuatan kapal pinisi tidak menggunakan bahan perekat, melainkan kayu-kayu direkatkan menggunakan pasak kayu.

Tradisi pembuatan kapal pinisi tetap dipertahankan hingga saat ini oleh masyarakat Bugis.

Pembuatan kapal ini biasanya dipimpin oleh seorang punggawa yang bertugas mengatur dan memberi perintah dari proses awal hingga akhir.

Pengetahuan tentang pembuatan kapal ini diwariskan turun-temurun tanpa ada catatan tertulis.

Kapal pinisi tidak hanya digunakan untuk berlayar dan berdagang, tetapi juga untuk wisata bahari.

Banyak wisatawan lokal maupun asing yang tertarik untuk menaiki kapal pinisi dan menikmati pemandangan laut Indonesia.

Baca Juga: Kisah VOC Konon Perusahaan Multinasional Terkaya Sepanjang Masa, Berkat Keruk Kekayaan Dari Indonesia

Salah satu destinasi wisata yang populer dengan kapal pinisi adalah Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.

Kapal pinisi merupakan salah satu kebanggaan bangsa Indonesia di bidang maritim.

Kapal ini menunjukkan kecerdasan, kreativitas, dan ketangguhan suku Bugis dalam menghadapi tantangan lautan.

Kapal ini juga menjadi saksi sejarah perjalanan suku Bugis dalam menjalin hubungan dengan berbagai bangsa dan budaya di dunia.

Artikel Terkait