Kita kuat dan tetap kuat menghadapi mereka, kapan saja dan dimana saja.”
Bagaimana perlawanan umat Islam Indonesia?
Umat Islam Indonesia tidak menyerah begitu saja kepada agresi militer Belanda. Mereka melakukan perlawanan dengan berbagai cara, baik secara militer maupun sipil.
Beberapa contoh perlawanan umat Islam Indonesia adalah:
Di Aceh, para ulama dan santri membentuk pasukan gerilya yang disebut Laskar Pejuang Rakyat Aceh (LAPERA) yang dipimpin oleh Teungku Muhammad Daud Beureueh.
Mereka berjuang di hutan-hutan dan pegunungan untuk mengganggu jalur komunikasi dan transportasi Belanda.
Mereka juga melakukan serangan-serangan mendadak dan bai’at bersama untuk memperkuat semangat jihad1.
Di Jawa Barat, para pejuang Siliwangi yang dipimpin oleh Kolonel Abdul Haris Nasution melakukan strategi gerilya dengan memanfaatkan medan pegunungan dan persawahan.
Mereka juga mengandalkan dukungan rakyat dan ulama seperti KH Zainal Mustafa dan KH Abdullah Syafi’i.
Di Jawa Tengah, para pejuang Diponegoro yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto melakukan pertempuran sengit di Ambarawa melawan pasukan Belanda yang lebih besar dan lebih kuat.
Mereka berhasil mempertahankan kota tersebut selama 19 hari dengan bantuan rakyat setempat.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR