Intisari Online- Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden sekaligus purnawirawan TNI, Wiranto ternyata masih memiliki darah dari pasukan elite Kerajaan Mangkunegaran 'Legiun Mangkunegaran'.
Pasukan elite ala pemimpin fenomenal Perancis, Napoleon Bonaparte yang dibentuk di Mangkunegaran Solo ini memang bukan pasukan sembarangan.
Di masa hampir semua kerajaan di Nusantara masih menggunakan militer berbasis tradisional, Legiun Mangkunegaran menjadi pembeda.
Pasukan yang dibentuk layaknya prajurit-prajurit Eropa terutama Perancis tersebut dilengkapi dengan seragam sekaligus senjata layaknya tentara Napoleon Bonaparte saat menjadi penguasa Paris.
Dalam hal peperangan, Legiun Mangkunegaran tidak bisa dianggap remeh.
Meski memiliki jumlah prajurit yang relatif lebih sedikit dari tentara Kerajaan Kasultanan Yogyakarta maupun Kasunanan Surakarta, Legiun Mangkunegaran tidak bisa dianggap remeh.
Hal itu tak lain karena kelengkapan persenjataan dan keahlian perang yang dimiliki oleh Legiun Mangkunegaran.
Bagaimana tidak, para prajurit Legiun Mangkunegaran dilatih langsung oleh ahli perang asal Perancis.
Hal itu seperti ditulis dalam buku berjudul "Legiun Mangkunegaran (1808-1942)".
Sebelum restorasi Meiji di Jepang dan tumbangnya Dinasti Qing di Cina,dua peristiwa yang mengubah wajah Asia tersebut.
Pembaruan dalam bidang militer sudah dimulai di Jawa pada tahun 1808, Kaisar tersohor Perancis, Napoleon Bonaparte memerintahkan dibentuknya Legiun Mangkunegaran.
Pasukan dari Praja Mangkunegaran Surakarta ini akan mencontoh Grand Armee milik Napoleon.
Jumlah pasukan Legiun Mangkunegaran memang tidak banyak, namun kemampuan setiap personilnya tidak bisa diragukan lagi.
Bak pasukan elite milik TNI saat in, Legiun Mangkunegaran adalah Pasukan Militer yang disegani pada masanya.
Dalam hal pemilihan calon prajurit Legiun Mangkunegaran pun tidak sembarangan.
Oleh karena itu, sejumlah perang yang pernah diikuti oleh Legiun Mangkunegaran bisa berhasil karena kecakapan para prajuritnya.
Tercatat dibuku "Legiun Mangkunegaran (1808-1942)", seperti operasi penundukanKesultanan Aceh (1873) dan menumpas bajak laut di Bangka (1919-1920).
Namun sayangnya, kehebatan Legiun Mangkunegaran tidak berlangsung lama.
Tepatnyapasukan ini dibubarkan pada tahun 1942, ketika jepang akan menguasai Hindia Belanda (sebelum Indonesia merdeka).
Namun dalam catatan prajurit-prajurit yang ditulis di buku "Legiun Mangkunegaran (1808-1942)", sisa-sisa legiun ini ketika masa perang kemerdekaan menjadi pelatih bagi pejuang-pejuang di sekitar Solo.
Salah satu tokoh nasional pernah mengungkap bahwa dirinya masih memiliki darah dari seorang prajurit Legiun Mangkunegaran.
Tokoh tersebut tak lain adalah purnawirawan Jenderal TNI, Wiranto.
Saat menghadiri acara bertajuk diskusi dan bedah buku "Legiun Mangkunegaran (1808-1942)", yang diadakan pada (3/3/2012) Wiranto datang dengan membawa bekas kartu keprajuritan tentara perang Mangkunegara tersebut.
Melansir dari Instagram @solosocieteit, dikisahkan Wiranto mengungkap identitas sosok pemilik kartu anggota prajurit Legiun Mangkunegaran bertulis tahun 1935 tersebut.
Ya, dia adalah paman saya", ujar Wiranto.
Dalam kartu identitas keanggotaan Legiun Mangkunegaran tersebut tertera nama Troenosoeroko.
Pria paruh baya yang berkata bahwa anggota Legiun Mangkunegaran tahun 1935 bernama Troenosoeroko itu paman Wiranto.
Sampai kini, kartu identitas keanggotaan Legiun Mangkunegaran milik pamannya masih ia simpan dengan baik.
Ada dugaan sejak kecil Wiranto telah dicekoki dasar-dasar kemiliteran oleh sang paman.
Jika benar demikian, maka tidak heran Wiranto mampu menjelma menjadi salah satu prajurit TNI berprestasi.
(*)