Intisari-Online.com -Mesut Ozil adalah salah satu pemain sepak bola terkenal di dunia.
Dia pernah bermain untuk klub-klub besar seperti Real Madrid dan Arsenal, serta menjadi juara Piala Dunia bersama Jerman pada tahun 2014.
Namun, belakangan muncul pertanyaan "Ada apa dengan Mesut Ozil?" usai kariernya dianggap mengalami kemundurandrastis.
Ternyata, banyak yang menduga hal tersebut terjadi setelah Ozil mengeluarkan pernyataan kontroversialtentang perlakuan China terhadap Muslim Uighur di akhir tahun 2019.
Siapa itu Muslim Uighur?
Muslim Uighur adalah kelompok minoritas yang sebagian besar tinggal di wilayah Xinjiang, barat laut China.
Mereka memiliki budaya, bahasa, dan agama yang berbeda dari mayoritas Han yang mendominasi negara tersebut.
Menurut laporan BBC pada tahun 2018, sekitar satu juta orang Uighur - dari total 11 juta - diduga ditahan tanpa pengadilan di kamp-kamp penjara berkeamanan tinggi.
Di sana, mereka dipaksa untuk belajar bahasa Mandarin, menyumpah kesetiaan kepada Presiden Xi Jinping, dan meninggalkan keyakinan mereka.
China membantah melakukan penindasan terhadap Uighur dan mengklaim bahwa mereka sedang mendidik mereka di “pusat-pusat pelatihan kejuruan” untuk melawan ekstremisme agama yang kekerasan.
Baca Juga: Mesut Ozil, Pemain Sepak Bola yang Mengubah Dunia Melalui Sumbangan-sumbangannya
Apa yang dikatakan Ozil?
Pada Desember 2019, Ozil yang beragama Islam mengeluarkan sebuah postingan di media sosial yang menyebut Uighur sebagai “pejuang yang menentang penindasan” dan mengkritik baik China maupun diamnya umat Islam sebagai tanggapan.
Dia menulis: "Quran dibakar… Masjid ditutup… Sekolah Islam dilarang… Cendekiawan agama dibunuh satu per satu… Saudara-saudari kita dipaksa untuk makan babi…".
Dia juga menambahkan gambar bendera Turki Timur - sebuah gerakan separatis Uighur - dan tagar #HayırlıCumalar (Jumat Berkah dalam bahasa Turki).
Arsenal segera menjauhkan diri dari komentar Ozil dan mengatakan bahwa klub tersebut "selalu apolitis sebagai organisasi".
Namun, reaksi China lebih keras. Versi China dari video game Pro Evolution Soccer 2020 menghapus avatar Ozil, pertandingan berikutnya Arsenal melawan Manchester City dihapus dari jadwal penyiar negara CCTV, dan pencarian nama Ozil di internet membawa pesan kesalahan.
Juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan bahwa Ozil telah “tertipu oleh berita palsu” sebelum membuat komentarnya.
Bagaimana dampaknya bagi karier Ozil?
Sejak membuat pernyataan tersebut, dilansir dari Forbes,nasib Ozil di Arsenal semakin suram.
Dia sempat menjadi andalan manajer interim Freddie Ljungberg pada awal Desember 2019.
Akan tetapi setelah Mikel Arteta ditunjuk sebagai manajer permanen kemudian bulan itu - sama dengan saat Ozil membuat komentarnya - dia hanya memainkan sepuluh pertandingan Liga Premier.
Setelah itu, dia tidak pernah terlihat lagi mengenakan seragam Arsenal.
Pada Oktober 2020, dia dikeluarkan dari skuad Liga Premier dan Liga Europa Arsenal oleh Arteta dengan alasan "keputusan sepak bola murni".
Padahal, dia masih memiliki kontrak hingga tahun 2021 dengan gaji sekitar £350.000 per minggu - menjadikannya pemain dengan bayaran tertinggi dalam sejarah klub.
Ozil mengaku kecewa dengan perlakuan klub yang tidak membalas kesetiaannya setelah menandatangani kontrak baru pada tahun 20181.
Pada Januari 2021, Ozil akhirnya meninggalkan Arsenal dan bergabung dengan klub Turki Fenerbahce secara gratis.
Dia berharap bisa mendapatkan kesempatan bermain lebih banyak dan meraih trofi bersama klub yang ia dukung sejak kecil.
Namun, petualangan Ozil di Turki juga tidak berjalan mulus. Dia hanya mencetak satu gol dan dua assist dalam 15 penampilan di semua kompetisi dan sering mengalami cedera.
Pada Maret 2023, Fenerbahce mengumumkan bahwa Ozil dikeluarkan dari skuad karena alasan disiplin dan kinerja buruk.
Kontrak Ozil pun resmi diputus di akhir musim tersebut. Tak lama kemudian, dia mengumumkan pengunduran dirinya dari sepak bola di usia 34 tahun melalui media sosial.
Dia menulis: “Terima kasih untuk semua orang yang telah mendukung saya selama karier saya. Saya bangga bisa mewakili negara saya dan klub-klub besar yang saya bela. Saya juga bangga bisa menggunakan suara saya untuk membela mereka yang tidak punya suara”.