Ia merasakan gempa namun tak yakin apakah benar gempa atau tidak.
Pasalnya, teman-teman di sekitarnya tidak merasakan gempa.
Sementara itu di Kulon Progo memang lokasinya cukup dekat dengan titik rawan gempa, hal ini pernah disampaikan 2019 silam.
Menurut perekayasa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongo, menjelaskan ada tentang kebutuhan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA).
Untuk mengantisipasi bencana seperti tsunami di bibir pantai Kulon Progo.
Hal ini sesuai dengan sejarah dan riwayat kerawanan kawasan Kulon Progo.
Melansir Antara, Widjo mengatakan potensi tsunami dengan gelombang 10-15 meter bisa terjadi di Kulon Progo, di bibir pantai berjarak 300 meter dari area NYIA.
Namun, hal itu akan terjadi jika gempa megathrust dengan kekuatan 8,5-9 SR.
Menurutnya, titik pusat gempa megathrust ada di selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur paling memungkinkan membawa dampak tsunami hingga 10-15 meter.
Dengan gelombang tsunami di bibir pantai itu, memungkinkan menenggelamkan daratan di kawasan bandara NYIA.
Hal ini tergantung dengan kondisi tutupan lahan dan kemiringan lahan di kawasan itu.
Widjo menjelaskan bahwa tsunami purba pernah terjadi di kawasan itu.
Hal ini disampaikan berdasarkan kajian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Mengindikasikan tsunami purba pernah terjadi di sekitaran 1.000 kilometer mulai Jawa Barat hingga Bali.
Gelombang tsunami dipicu oleh gempa besar dengan kekuatan 8,5-9 SR.
"Tsunami di masa lalu atau tsunami purba itu jaraknya nyata, katakanlah sedimen tsunami itu 1,5 km di pinggiran pantai," katanya.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR