Pelaksanaan shradda dilakukan setiap tahun menyesuaikan dengan tanggal kematian yang dihormati.
Namun, jika tidak mengetahui tanggal kematian yang didoakan Shraddha akan dilakukan pada hari biasa.
Seiring berjalannya waktu, ketika Islam masuk ke Nusantara kebudayaan ini mengalami perubahan.
Istilah Shradda berubah menjadi sadranan atau nyadran, tradisinya juga mendapat pengaruh nilai-nilai Islam.
Penyebaran Islam yang masif oleh Walisongo memasukkan ajaran Islam terhadap kebudayaan Jawa lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Ritual nydaran salah satunya, merupakan salah satu kebudayaan Hindu dan Jawa Kuno yang kono dimasuki ajaran agama Islam.
Tradisi ini biasanya dilakuakan di berbagai daerah di Jawa dengan ciri khas masing-masing.
Beberapa daerah melaksanakan tradisi ini dengan mengunjungi makam leluhur sambil membawa bungkusan berisi makanan hasil bumi.
Bungkusan makanan ini kemudian ditinggalkan di area makam, dan biasanya keluarga juga meninggalkan uang untuk biaya pengelolaan makam.
Lalu, di beberapa daerah lain misalnya melakukana cara bersih-bersih makam serta menabur bunga.
Mereka juga melakukan doa bersama untuk dikirim ke leluhur.
Baca Juga: Inilah 4 Adab dan Tradisi Ziarah Kubur Sebelum Puasa Ramadhan
Selain itu, tradisi nyadran yang berbeda-beda ini sebenarnya memiliki tujuan yang sama yaitu melakukan ziarah kubur dan mengirim doa kepada keluarga yang sudah meninggal.
Selain itu, tradisi ziarah kubur dan nyadaran ini biasa dilakukan menjelang bulan Ramadhan.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR