Intisari-Online.com -Menarik lidah pada korban yang mengalami tongue swallowing seperti pemain sepakbola dari Madura United, Ricky Ariansyah, ternyata malah bisa berbahaya.
Korban bisa mengalami kondisi yang jauh lebih buruk jika ada orang yang memaksa untuk menarik lidahnya yang tertelan.
Padahal, banyak yang menganggap kondisi seseorang yang kolaps dan lidah tertelan bak di antara hidup dan mati.
Jika sampai ada langkah yang terlambat apalagi salah, maka risiko terburuknya adalah korban meninggal dunia.
Lalu, apa yang seharusnya dilakukan jika seseorang mengalami kondisi tongue swallowing atau lidah tertelan?
Kondisi Ricky Ariansyah
Pemain sepakbola dari Madura United, Ricky Ariansyah diketahui sempat kolpas usai mencetak gol pada laga PSIS Semarang melawan Madura United, Selasa (7/3/2023).
Ricky kolaps usai di masainjury time usai menanduk bola hasil umpan silang rekan satu timnya.
Dalam tayangan ulang terlihat bahwa usai menanduk bola, wajah Ricky tekena sepakan pemain PSIS Semarang yang mencoba manahan laju bola.
Tak lama setelah itu, Ricky terlihat terbaring di lapangan dekat dengan tiang gawang hingga kemudian tak sadarkan diri.
Beberapa pemain terlihat mengerubungi Ricky dengan salah seorang pemain Madura United tampak seperti memasukan jarinya ke dalam mulut Ricky.
Baca Juga: Fernando Torres dan Mereka yang Hampir Mati di Lapangan Sepakbola Gara-gara Lidah Tertelan
Ricky pun kemudian mendapatkan penangan medis dan segera dibawa ker RUmah Sakit Elisabeth Semarang.
Beruntung, kondisi Ricky sendiri kini dikabarkan telah sadarkan diri meski masih dalam keadaan belum stabil.
Presiden Klub Madura United Achsanul Qosasi menyebut bahwa saat kolaps, lidah Ricky sempat tertelan.
Lebih lanjut, yang juga menjabat sebagai anggota BPK tersebut menyebut tim medis menahan sekuat tenaga agar lidah Ricky tidak menutup rongga mulutnya.
Dipicu cedera kepala
Di lansir dari FIFA, kondisi lidah tertelan atautongue swallowingadalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami penyumbatan atau obstruksi di saluran udara akibat lidah tertelan ke belakang tenggorokan saat terjadi cedera pada kepala atau leher.
Kondisi ini bisa sangat berbahaya dan menyebabkan kegagalan pernapasan atau bahkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Dalam konteks sepakbola, tongue swallowing bisa terjadi ketika seorang pemain mengalami benturan keras di kepala atau leher.
Kondisi yang umum memicunya adalah benturan kepala dengan kepala atau kepala dengan benda keras seperti tiang gawang.
Pemain yang mengalami tongue swallowing biasanya akan kesulitan bernapas dan bisa jatuh pingsan dalam waktu singkat jika tidak segera ditangani.
Pantang menarik lidah
FIFA sendiri sudahmenganjurkan para pemain dan pelatih untuk memahami risiko dan tanda-tanda tongue swallowing serta cara mengatasi kondisi ini.
Menurut FIFA, jika seorang pemain sepakbola mengalami tongue swallowing, berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan adalah:
1)Segera memanggil pertolongan medis dan memberikan perawatan darurat yang tepat.
2) Jaga agar saluran udara tetap terbuka dan pastikan posisi tubuh korban tidak menghambat pernapasan.
3) Buka pakaian yang ketat di sekitar leher dan dada untuk membantu pernapasan korban.
Sementara itu, ada juga beberapa hal yang justru tidak boleh dilakukan pada korban yang mengalamitongue swallowing, yaitu:
1) Mencoba menarik atau mengeluarkan lidah korban yang tertelan ke dalam tenggorokan karena bisa membahayakan dan memperparah kondisinya.
2 Memberikan minuman atau obat tanpa persetujuan dari petugas medis yang hadir.
3) Menekan atau menarik kepala korban karena bisa memperparah cedera pada leher atau tulang belakang.
4) Mencoba memindahkan korban ke tempat lain tanpa menggunakan alat dan cara yang tepat.
Terkait larangan menarik lidah secara paksa pada korbantongue swallowing, dijelaskan bahwa cara tersebutmalah memperburuk kondisi ini karena lidah bisa masuk lebih dalam ke dalam tenggorokan atau bahkan memperparah cedera yang ada pada kepala atau leher.
Sebab, pada dasarnya meskipun terlihat seolah-olah lidah tersebut menutupi jalan napas, sebenarnya lidah tidak benar-benar "tertelan" ke dalam tenggorokan.
Langkah terbaik yang perlu dilakukan adalah membiarkan petugas medis bertindak sesuai prosedur usai kita melakukan tindakan-tindakan seperti yang disebutkan di atas.