Intisari-Online.com - Peristiwa mengejutkan terjadi di tengah pertandingan Grup B Euro 2020, Denmark vs Finlandia, Sabtu (12/6/2021) kemarin.
Gelandang timnas Denmark, Christian Eriksen, sempat mengalami kolaps, ambruk, di lapangan, tepatnya pada pengujung babak pertama dalam laga di Stadion Parken, Kopenhagen.
Tragedi itu membuat pertandingan Denmark vs Finlandia sempat terhenti pada menit ke-42, sementara rekan-rekan dan wasit segera berlari ke arah Eriksen.
Beruntung, Eriksen selamat dari tragedi tersebut, meski masih harus menjalani pemeriksaan lanjutan.
Menurut keterangan Profesor Sanjay Sharma, profesor kardiologi olahraga di Universitas St George di London, Eriksen sempat meninggal beberapa menit.
Melansir expressandstar.com (13/6/2021), Profesor Sanjay Sharma mengatakan Asosiasi Sepak Bola kemungkinan akan 'sangat ketat' untuk mengizinkan gelandang Denmark itu bermain lagi.
Mengetahui bahwa kondisi Eriksen dilaporkan stabil dan sadar, Sharma mengungkapkan rasa senangnya, tapi mempertanyakan bagaimana karier pesepak bola tersebut ke depannya.
Hal itu disampaikannya sambil menyinggung tentang kematian Eriksen dalam beberapa menit.
“Saya tidak tahu apakah dia akan bermain sepak bola lagi.
“Tanpa mengatakannya terlalu blak-blakan, dia meninggal hari ini, meskipun selama beberapa menit, tetapi dia meninggal,
"Dan akankah profesional medis mengizinkannya mati lagi?
"Jawabannya adalah tidak," jelasnya.
Sharma menambahkan bahwa keputusan tersebut terserah pada pemain dan klub untuk menilai risiko jika Eriksen terus bermain.
“Serangan jantungnya telah mengguncang seluruh bangsa hari ini dan itulah yang terjadi. Bukan hanya mereka yang terpengaruh, itu adalah jiwa banyak orang,” katanya.
“Kabar baiknya adalah dia akan hidup, kabar buruknya adalah dia akan berada di akhir karirnya, jadi apakah dia akan memainkan pertandingan sepak bola profesional lainnya, yang tidak bisa saya katakan.
“Di Inggris dia tidak akan bermain. Kami akan sangat ketat tentang hal itu," ungkapnya.
Peristiwa serupa pernah dialami oleh pesepak bola klub Bolton Wanderers Inggris, Fabrice Muamba, pada Maret 2012 silam.
Bahkan dilaporkan, kematian yang dialami oleh Muamba mencapai 78 menit lamanya dan untuk membuat jantungnya kembali normal, ia harus disetrum sampai 15 kali.
Seperti Erikson, Muamba beruntung bisa selamat dari kematian meski selanjutnya ia tetap berada dalam perawatan yang intensif di rumah sakit London.
Saat it, Muamba menderita serangan jantung pada babak pertama perempat final Piala FA Bolton melawan Tottenham di White Hart Lane.
Dikutip dailymail.co.uk, Dokter Bolton Wanderers, Jonathan Tobin, mengungkapkan, bahwa petugas medis bekerja pada Muamba selama 48 menit antara pingsan sampai tiba di rumah sakit.
Kemudian, dokter merawatnya selama 30 menit sebelum jantungnya mulai berdetak lagi.
"Akibatnya, dia sudah mati pada waktu itu," kata Dr Tobin.
Bahkan, akibat begitu mengkhawatirkannya kondisi Muamba saat itu, Tobin mengakui bahwa dia menangis di koridor rumah sakit dengan apa yang terjadi pada pesepakbola tersebut, dan menambahkan bahwa dia mengkhawatirkan yang terburuk.
Peristiwa mengejutkan yang menimpa Muamba saat itu tentunya juga membuat khawatir kerabat dan keluarga.
Sejak Muamba dilarikan ke rumah sakit, keluarganya, termasuk tunangannya Shauna Magunda, dan orang tuanya, Marcel dan Gertrude, terus berjaga-jaga.
Setelah jatuhnya Muamba, Bolton pun membatalkan pertandingan melawan Aston Villa untuk hari itu.
Sementara Ayah Muamba, mengungkapkan pesepakbola tersebut bingung, dan malah bertanya tentang pertandingan sepak bola yang dijalaninya usai ia sadarkan diri.
Ia bertanya 'apakah kita kalah?'. Sementara sang ayah memberitahunya bahwa pertandingan telah dihentikan dengan skor imbang 1-1.
Saat itu, Muamba masih bertanya tentang alasan pertandingan dihentikan. Ayahnya menjawab: 'Karena kamu'.
Dr Andrew Deaner, ahli jantung dan penggemar Tottenham yang melompat dari tempat duduknya di antara kerumunan dan bergegas ke lapangan untuk membantu Muamba, mengatakan pemulihannya dapat digambarkan sebagai 'ajaib'.
"Jika Anda akan menggunakan istilah ajaib, saya kira itu bisa digunakan di sini," katanya.
Deaner juga mengunjungi pemain tersebut setelah dia sadar dan mengingat bahwa Muamba sudah bisa membuat lelucon bahkan pada awal proses pemulihannya.
Sementara itu, ahli jantung konsultan Dr Sam Mohiddin, yang merawat Muamba di rumah sakit, mengatakan itu 'luar biasa' bagi seseorang yang jantungnya telah berhenti berdetak.
"Fabrice terus menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang positif dan dia tidak hanya melebihi harapan kami tetapi juga harapan kami dalam cara dia pulih," katanya.
"Tapi ini masih sangat awal dalam apa yang bisa menjadi periode pemulihan yang panjang," katanya saat itu.
Muamba sendiri membuat pengumuman pensiun sebagai pemain sepak bola profesional pada 15 Agustus 2012, setelah menerima rekomendasi dari tim medisnya.
(*)