Intisari-online.com - Belakangan ini kasus kebakaran di Depo Pertamina Plumpang menuai perhatian dari masyarakat.
Kecelakaan tersebut tak hanya merugikan Pertamina dan warga sekitar, tetapi rakyat se Indonesia bakal kena imbasnya.
Termasuk salah satu faktornya adalah tak lama lagi memasuki bulan suci Ramadhan.
Karena sangat dibutukan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang cukup pada momen bulan Ramadhan.
Mengutip Tribunnews, Pengamat Ekonomi Energi, Fahmi Radhi menyebut jika dihitung kerugian yang terjadi akibat kebakaran di Plumpang sangat besar.
Karena ini bisa menghambat pasokan BBM ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
"Ya saya kira kalau dihitung, dia (Pertamina) kerugiannya besar sekali," katanya.
"Nah, kemudian saya yakin ini akan menghambat supply BBM ke SPBU-SPBU di Indonesia," Jelasnya.
Kemudian, imbasnya adalah ini akan menimbulkan kelangkaan BBM yang biasa di pasok Depo Plumpang.
"Bahkan ini bisa menimbulkan kelangkaan di SPBU tadi," katanya.
"Karena untuk mencarikan pengganti butuh waktu dan juga tenaga untuk bisa menyalurkan tadi," jelas Fahmi.
Baca Juga: Depo Minyak Plumpang Kebakaran, Ini Daftar 5 Kebakaran Hebat yang Menimpa Pertamina
Untuk diketahui, Depo Pertamina Plumpang, adalah terminal BBM terpenting di Indonesia.
Pasalnya, Depo Pertamina ini menyuplai sekitar 20 persen kebutuhan BBM harian di Indonesia.
Artinya ini jika dikira-kira sekitar 25 persen dari total SPBU di Indonesia.
Selain itu, Thruput BBM rata-rata sebesar 15.604 Kiloliter per hari dan wilayah distribusi utamanya adalah Jabodetabek.
Sebelum insiden kebakaran pada Jumat (3/3/22), Depo Pertamina, Plumpang, Koja, Jakarta Utara itu sudah pernah meledak pada 2009.
Kejadian tersebut terjadi pada pukul 21.20 WIB, dan baru bisa dipadamkan pada pukul 06.15 WIB.
Pada kebakaran pertama itu, Pertamina merugi hingga Rp17 miliar, dan korban jiwa dalam insiden tersebut ada satu orang.
Ia adalah petugas keamanan di fasilitas tersebut.
Sementara saat ini, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan, pihak medis telah melakukan triase atau identifikasi pada korban yang mengalami luka-luka.
Ada yang mengalami luka-luka ringan, dan menjalani perawatan di rumah.
Namun, mereka yang mengalami luka 80 persen, harus menjalani perawatan di rumah sakit.
"Tentu saja kami melakukan triase sesuai prinsip kegawatdaruratan, ada yang sudah bisa pulang karena luka ringan, dan ada yang sudah mengalami luka parah di atas 80 persen," katanya.
Menurut informasi terakhir yang diperoleh, Depo BBM Plumpang sudah berhasil dipadamkan.
Namun tampak situasinya gosong dengan kondisi rumput terbakar akibat kebakaran semalam.
Depo Pertamina Plumpang mengalami kebakaran, pada pukul 20.11 WIB kemudian baru bisa dipadamkan pada pukul 00.00 WIB.
Menurut PT Pertamina Persero mengkonfirmasi bahwa kebakaran di Depo Plumpang terjadi pada bagian pipa.