Sehingga masyarakat pun juga tidak resisten dan melakukan penolakan terhadap ajaran baru yang dibawa oleh Sunan Kalijaga.
Menurutnya, ajaran Islam harus disampaikan kepada masyarakat sedikit demi sedikit.
Apalagi syarat untuk masuk Islam yang begitu mudah, yakni hanya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Oleh karenanya, ajaran Islam pun dapat diterima oleh masyarakat.
Kesimpulannya adalah segala hal yang berasal dari kebudayaan lama dengan corak Hindu-Buddha, masih diadopsi dan dijadikan sebagai media dakwah oleh Sunan Kalijaga.
Tujuannya untuk memasukkan ajaran Islam ke dalam kehidupan masyarakat Jawa.
Sebut saja peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Yogyakarta, yang sampai saat ini masih dilestarikan dengan tradisi Sekaten dan Grebeg Maulid.
Konon katanya nama sekaten berasal dan kalimat syahadatain yang artinya dua kalimat syahadat.
Sunan Kalijaga disebutkan memanfaatkan tradisi Grebeg tersebut yang dipadukan dengan perayaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan corak khas Yogyakarta.
Sebab saat masyarakat sudah berkumpul untuk merapayakan grebeg tersebut, ia akan memasukan ajaran-ajaran Islam kepada masyarakat.
Baca Juga: Moh Limo, Ajaran Dakwah Sunan Ampel pada Masa Kerajaan Majapahit
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR