Penulis
Intisari-Online.com - Nama aslinya adalahRaden Rahmat. Tapi kita lebih sering mengenalnya dengan Sunan Ampel.
Ketika dia lahir padatahun 1401, Kerajaan Majapahit yang mengalamikemunduran drastispasca wafatnya Raja Hayam Wuruk danMaha Patih Gajah Mada.
Saat itu, banyak para pangeran dan kaum bangsawan yang memiliki kebiasaan buruk.
Mereka suka berpesta pora, berjudi, mabuk-mabukkan, dan tidak lagi loyal kepada kerajaan.
Hal ini membuat Raja Brawijaya, Raja Majapahit saat itu, memanggil Raden Rahmat, yang merupakan putra Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik.
Tugasnya untukmendidik dan mengatasi kemorosotan moral di kalangan masyarakat.
Meski menolak Islam,Raja Brawijaya memberi Sunan Ampel keluasaan untukmengajarkan Islam kepada rakyatnya.
Semua cara boleh dilakukan asal tanpa paksaan.
Oleh karenanya, hal pertama yang dilakukannya adalahmembangun pesantren.
Fungsinya sebagai lembaga pendidikan untuk terus mengajarkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat.
Uniknya, meski mengajarkan ajaran Islam, pesantren tersebut mengadopsi konsep pusat pendidikan yang telah berdiri pada masa Hindu Budha.
Baca Juga: Hindari Paksaan, Ini Ajaran Sunan Drajat dalam Menyebarkan Agama Islam
Ia tidak pernah memaksakan ajaran-ajaran lama untuk serta-merta dihapuskan.
Bahkan ia justru menjadikannya sebagai sarana untuk mengenalkan Islam.
Misalnya penamaan tempat ibadah dari kata ‘sanggar’ pada era Hindu Buddha diganti menjahi ‘langgar’.
Atau kata ‘shastri’ yang merujuk pada orang-orang yang membaca kitab suci agama Hindu diubah menjadi ‘santri’ yaitu orang-orang yang sedang memperdalam ajaran Islam.
Dia juga menggunakan istilah untuk salat dengan kata sembahyang yaitu berasal dari kata ‘sembah’ dan hyang.
Karenamemiliki toleransi yang tinggi dengan tidak pernah mempermasalahkan adanya perbedaan, banyak orang berbondong-bondong melemuk agama Islam.
Mulai darikeluarga kerajaan, bangsawan, hingga rakyat yang paling rendah sekalipun.
Sunan Ampel mengenalkan ajaran yang sangat berkaitan dengan kebiasaan masyarakat kala itu, yaitu ajaran Moh Limo.
Moh Limo berasal dari bahasa Jawa yaitu emoh (tidak mau) dan limo (lima).
Artinya ajaran Moh Limo adalah mengajak masyarakat untuk tidak melakukan lima hal yang tercela.
Inilah isiajaran Moh Limo milik Sunan Ampel, yaitu:
Baca Juga: Metode Dakwah yang Dilakukan Sunan Giri, Salah Satunya Lewat Permainan
1. Moh main yaitu tidak mau berjudi, mengundi nasib dan memasang taruhan
2. Moh ngombe yaitu tidak mau mabuk, minum-minuman keras, dan mengkonsumsi arak/tuak.
3. Moh maling yaitu tidak mau mencuri dan mengambil barang yang bukan miliknya.
4. Moh madat yaitu menolak untuk merokok, menggunakan narkotika, dan hal-hal lain yang memabukkan
5. Moh madon yaitu menolak untuk bermain perempuan yang bukan istrinya.
Seperti itulah ajaran dakwah Sunan Ampel padamasa kerajaan Majapahit yang saat itu bernapaskan agama Hindu.
Ajaran itulah juga yang menjadi faktor utama cepat berkembangnya Islam di tanah Jawa.
Baca Juga: Alasan Sunan Gresik Menghapus Sistem Kastanisasi