Apakah Globalisasi Berpengaruh terhadap Pembentukan Identitas Kita?

Khaerunisa

Editor

Ilustrasi. Globalisasi.
Ilustrasi. Globalisasi.

Intisari-Online.com - Globalisasi adalah suatu proses tatanan yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.

Pada bagian 3 unit 1 buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XI, dipelajari mengenai "Kita dan Masyarakat Global".

Dijelaskan bahwa era globalisasi telah membawa manusia pada satu tahap peradaban yang cukup maju.

Era globalisasi ditandai oleh berbagai penemuan baru dan kemajuan di berbagai bidang.

Berbagai perubahan yang menyertai globalisasi juga pada gilirannya memberikan pengaruh pada cara pandang manusia terhadap kehidupan alam semesta.

Nilai, norma, dan pola hidup berubah teramat cepat dan menjadi tatanan baru.

Tatanan itulah pada akhirnya menjauhkan manusia dari kepastian nilai yang berpuluh-puluh tahun lamanya ia pegang.

Banyak faktor yang mendorong terjadinya globalisasi, termasuk di antaranya perkembangan teknologi informasi dan transportasi.

Dengan teknologi dan transportasi yang semakin canggih, transaksi dalam bidang ekonomi antarnegara menjadi sangat mudah. Pengiriman barang dan jasa bisa dengan sangat mudah dilakukan.

Jika itu merupakan dampak positif globalisasi, ada pula berbagai dampak negatifnya.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, di satu sisi, memberi kemudahan bagi publik dalam mengakses informasi, mengembangkan segenap potensinya serta tuntutan perjuangan hidupnya, tapi di sisi lain, ia telah menjadi instrumen negara-negara industri maju dan kekuatan elit minoritas pemilik modal guna melakukan hegemoni dan dominasinya atas kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. (Korten, 2015)

Baca Juga: Ini Berbagai Jenis Identitas Individu dan Identitas Kelompok

Dalam bidang ekonomi, kekuatan ekonomi yang raksasa bergerak melampaui batas-batas teritorial suatu negara guna melakukan ekspansi ekonomi di berbagai pelosok dunia.

Kenyataan tersebut memberikan dampak akan semakin melemahnya posisi kekuatan ekonomi lokal.

Dalam ranah budaya, hegemoni ini tampak dalam penciptaan pola hidup konsumeristik dan pop culture, yang memposisikan manusia sebagai objek distribusi produksi belaka.

Kita merasakan bahwa kebudayaan luhur mulai mendapatkan tantangan dari budaya baru. Konsumerisme, hedonisme, serta pudarnya tata krama mulai terasa.

Kehidupan pertanian perlahan-lahan mulai ditanggalkan, karena pada saat yang sama, masyarakat kita bergerak menjadi masyarakat industri.

Ilustrasi. Globalisasi.
Ilustrasi. Globalisasi.

Globalisasi mempengaruhi berbagai bidang kehidupan masyarakat. Tentunya hal itu berarti globalisasi pun berpengaruh terhadap pembentukan identitas kita.

Identitas bisa merupakan sesuatu yang menempel secara alamiah sejak lahir, tetapi ada pula jenis identitas yang dipengaruhi berbagai faktor dari luar dirinya.

Bangunan identitas dapat terbentuk dalam persinggungannya dengan aspek budaya, sosial, ekonomi, dan lainnya.

Ketika berbagai aspek tersebut mendapatkan pengaruh dari globalisasi, tentunya hal tersebut juga berpengaruh bagi pembentukan identitas kita.

Mengenai era globalisasi, terdapat perdebatan-perdebatan mengenai bagaimana cara menyikapinya. Untuk diketahui, berikut ini di antaranya.

Baca Juga: Skenario Sambo Memang Nyaris Sempurna, Sebelum Tante Brigadir J Menghancurkannya Lewat Trik Ini

Kelompok pertama, kelompok rejeksionis yang menolak mentah-mentah segala bentuk produk pemikiran era globalisasi.

Kelompok ini percaya bahwa yang berbau asing harus ditolak, karena tidak sesuai dengan jati diri serat kepribadian bangsanya.

Sikap ini sembari dibarengi dengan sikap superior atau mengakui bahwa hanya kebudayaannya saja yang paling adiluhung, sementara yang lain lebih rendah.

Kelompok kedua, adalah mereka yang menerima segala bentuk produk globalisasi dengan tidak pernah melakukan filter terhadapnya. Ini kebalikan dengan sikap kelompok pertama.

Mereka menerima tanpa filter nilai, budaya, serta tradisi yang datang dari luar kebudayaannya.

Sementara yang ketiga adalah mereka yang memilih untuk bersikap adaptif, tidak menampik tetapi juga tidak menerimanya begitu saja.

Dengan kata lain, ada proses seleksi untuk memilih dan memilah produk mana yang sesuai dengan nafas kehidupan bangsa sembari melakukan refleksi kritis terhadap segala hal yang merupakan bentukan dari masa ini.

Baca Juga: Perlawanan Sembunyi-sembunyi Seorang Gundik Bersenjatakan 'Lugut' Bambu

Baca Juga: Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Masa Kini dan Masa Depan

(*)

Artikel Terkait