Sebuah kapal perusak Inggris mengambil risiko, berlindung dengan menembaki barak di pangkalan udara Argentina.
Pasukan khusus kemudian mulai beraksi, menanam bahan peledak di pesawat dan stasiun radar selama kekacauan.
Penggerebekan itu seharusnya hanya berlangsung 15 menit, tetapi sebenarnya berlangsung 45 menit.
Pada akhirnya, semuanya hancur, termasuk 11 pejuang di pangkalan, depot amunisi, dan depot bahan bakar Argentina.
Dua agen SAS menderita luka ringan dan telah dipindahkan dengan aman dari pulau itu.
Tentara Argentina hanya membunuh 1 tentara, tetapi kerugian terbesar adalah peralatan militer yang mahal.
"Kami memanfaatkan kesempatan yang terbatas untuk melaksanakan operasi, hanya beberapa hari untuk berlatih dan bersiap," kata seorang mantan agen khusus SAS kepada Insider.
"Pendaratan di Pulau Kerikil adalah kesempatan bagi kami untuk menilai kemampuan tempur kami yang sesungguhnya," katanya.
"Misinya sangat mendasar dibandingkan dengan misi Perang Dunia 2, tetapi hasilnya luar biasa, layak dicatat dalam sejarah Resimen Operasi Khusus," jelasnya.
Beberapa hari kemudian, bencana terjadi. Selama pelaksanaan misi baru, helikopter Sea King yang membawa gugus tugas SAS dari tim D dan G jatuh ke laut akibat burung terbang ke mesin.
18 agen SAS, termasuk banyak yang berpartisipasi dalam pendaratan di Pulau Kerikil, tewas. Ini adalah kerugian terbesar pasukan khusus SAS sejak akhir Perang Dunia 2.
Namun, misi tersebut berhasil, membuat armada Inggris lebih percaya diri untuk menghadapi angkatan laut dan angkatan udara Argentina secara langsung.
Permusuhan berakhir pada 14 Juni 1982, dengan Inggris mengambil kendali penuh atas Falklands dan menguasai pulau-pulau itu hingga hari ini.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR