Fakta Ayah Marianne Bachmeier, Rupanya 'Ibu Pembalasan' Punya Kisah Masa Remaja yang Memilukan

Khaerunisa

Editor

Marianne Bachmeier.
Marianne Bachmeier.

Intisari-Online.com - Marianne Bachmeier yang dijuluki 'Ibu Pembalasan' harus menghadapi tragedi memilukan dalam hidupnya seorang diri.

Ia menjadi ibu tunggal, hidup tanpa orangtua, hingga kehilangan putri yang disayanginya.

Rupanya, kesedihan dan hidup yang keras telah dilalui Marianne Bachmeier sejak ia remaja.

Hal itu pun tak lepas dari sosok ayahnya yang otoriter dan menciptakan lingkungan rumah yang keras bagi sang putri.

Melansir Evidence Locker, orangtua Marianne Bachmeier merupakan pengungsi dari Prusia Timur.

Prusia Timur adalah area yang disebut sebagai Koridor Polandia –diambil alih oleh Rusia dan Polandia.

Menjelang akhir Perang Dunia II, orang Jerman yang tinggal di daerah tersebut memilih untuk mengevakuasi daerah tersebut dan tiba di Jerman Barat sebagai Pengungsi.

Orangtua Marianne Bachmeier merupakan salah satu yang melakukannya.

Ayah Marianne berasal dari latar belakang militer dan bertugas di Waffen SS, yang merupakan cabang militer dari SS Nazi.

Dia adalah figur otoriter, Marianne Bachmeier pun tumbuh dalam rumah tangga yang ketat dengan orang tua yang sangat religius.

Waffen SS sendiri dikenal dengan kekejamannya, bahkan terhadap bangsanya sendiri.

Baca Juga: Penyebab Kematian Marianne Bachmeier, Ibu yang Habisi Nyawa Pembunuh Anaknya

Mereka menangkapi prajurit Jerman yang dianggap melarikan diri, dan langsung mengeksekusinya dengan menggantung mereka sebagai ‘pengecut’ atau ‘penghianat’.

Kemudian, eksistensi Waffen SS dihapus pada tahun 1945, sementara pemimpin tertingginya, Heinrich Himmler, memilih bunuh diri menelan kapsul racun Zynkali.

Pada Pengadilan Nuremberg pascaperang, Waffen-SS dinilai sebagai organisasi kriminal karena hubungannya dengan Partai Nazi dan keterlibatan langsung dalam berbagai kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Mantan anggota Waffen-SS, dengan pengecualian wajib militer, yang terdiri dari sekitar sepertiga dari keanggotaan, ditolak banyak hak yang diberikan kepada veteran militer.

Hidup sebagai pengungsi, ayah Marianne Bachmeier banyak minum dan menghabiskan sebagian besar waktunya di bar dekat rumah keluarga.

Alkohol hanya memicu agresinya dan semakin merenggut kebahagiaan dari rumah mereka.

Sementara itu, Marianne adalah seorang gadis muda yang berjiwa bebas. Dia pun sering berbenturan dengan nilai-nilai konservatif orangtuanya.

Kedua orangtua Marianne Bachmeier kemudian bercerai saat ia masih remaja.

Sang ayah meninggalkannya, sementara ibunya menikah lagi.

Ada jeda singkat dari kesedihan ketika ayahnya meninggalkan mereka, tetapi tidak lama kemudian ibunya menikah dengan pria lain.

Kehidupan Marianne yang memilukan berlanjut. Ia adalah seorang remaja yang sulit, sementara ayah tirinya adalah seorang tiran.

Baca Juga: Jalur Sutra, Salah Satu Pencapaian Genghis Khan yang Paling Terkenal

Ibunya pun menyalahkannya atas semua konflik dan mengusirnya dari rumah, membuat Marianne Bachmeier hidup sebatang kara.

Ketika dia berusia 16 tahun, dia hamil. Namun, dia merasa tidak mampu menjadi ibu remaja tunggal, sehingga dia membuat keputusan menyerahkan bayinya untuk diadopsi.

Selama tahun-tahun terakhirnya di SMA, satu-satunya pelipur lara Marianne adalah seorang pacar yang ditemuinya di sekolah.

Dua tahun setelah melahirkan bayi pertamanya, pada usia 18 tahun, dia hamil lagi, kali ini oleh pacarnya.

Dia merasa tidak aman dan tidak pasti tentang masa depan dan tidak tahu apakah dia harus menjaga bayinya atau tidak.

Suatu malam, sesaat sebelum dia melahirkan anak keduanya, dia dilecehkan secara seksual di sebuah disko.

Terguncang oleh trauma dan menghadapi kehancuran hubungannya, dia memutuskan untuk menyerahkan bayi keduanya untuk diadopsi juga.

Kemudian, di usia 22 tahun, dia hamil untuk ketiga kalinya.Tapi kali ini berbeda, dia ingin menjaga bayi yang dinamainya Anna Bachmeier.

Malangnya, Anna Bachmeier menjadi korban pembunuhan di usia 7 tahun.

Kisah balas dendam Marianne Bachmeier pun menjadi salah satu yang paling terkenal sepanjang sejarah.

Marianne Bachmeier kini dikenal sebagai sosok 'Ibu Pembalasan' yang menembak pembunuh anaknya di tengah persidangan.

Baca Juga: Sosok Klaus Grabowski yang Dihabisi 'Ibu Pembalasan' Marianne Bachmeier di Persidangannya

(*)

Artikel Terkait