Intisari-Online.com -Mengapa Sunan Gresik menghapus sistem kastanisasi yang merupakan tradisi ajaran agama Hindu?
PertanyaanterkaitmengapaSunan Gresik menghapus sistem kastanisasi yang merupakan tradisi ajaran agama Hindu adadi halaman 308.
Tepatnya padabuku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas X.
Semntara jawabannya ada dihalaman 277 padasubbab 1. Sunan Gresik.
Sunan Gresik atau yang bernama lengkapMaulana Malik Ibrahim adalah salah satu Wali Songo yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa.
Maulana Malik Ibrahim adalah seorang ulama yang berasal dari Arab.
Namun diperkirakan Maulana Malik Ibrahim datang ke Gresik pada kurun waktu tahun 1404 M.
Peran dakwah Maulana Malik Ibrahim dilakukan di Gresik hingga wafat pada tahun 1419 M.
Oleh karenanya, dia lebih dikenal sebagaiSunan Gresik.
Pada saat datang ke Gresik, kerajaan yang berkuasa saat itu adalah Kerajaan Majapahit.
Sehingga tidak heran apabilakebanyakan masyarakatnya masih menganut ajaran Hindu atau Buddha. Sebab mereka mengikuti agama dari raja yang saat itu berkuasa.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Sunan Gresik Menghapuskan Sistem Kastanisasi
Akan tetapi kondisi keberagamaan masyarakat Gresik waktu itu sudah terbelah.
Meski kebanyakan masihmenganut ajaran Hindu atau Buddha, tapi ada yang sudahmenganut Islam. Atau malahtidak menganut agama apa pun.
Ada dua hal yang paling penting dari caraSunan Gresik menyebarkan ajaran Islam di Gresik.
Pertama, dia menggunakan sifat ramah dan penuh dengan kedamaian.
Hal ini yang membuatpenganut Hindu dan Buddha lainnya mengagumi dan menghormati Sunan Gresik.
Kedua,dalam ajaran Islam tidak mengenal kastanisasi sebagaimana ajaran Hindu.
Anda harus tahu, pada ajaran agama Hindu, terdapat sistem kastaatau pengelompokan atau penggolongan manusia berdasarkan golongan tertentu.
Di mana kasta terbagi menjadi 4, yaitu:
1. Kasta paling tinggi adalah kasta Brahmana yaitu golongan tokoh agama, pendeta dan rohaniawan yang bekerja di bidang spiritual.
2. Kasta kedua adalah Ksatria yaitu golongan bangsawan, para kepala dan anggota lembaga pemerintahan.
3. Kasta ketiga adalah Waisya yaitu para pekerja di sektor ekonomi seperti pedagang
Baca Juga: Mengapa Sunan Kudus Melarang Menyembelih Sapi Saat Hari Raya Idul Adha di Wilayah Kudus?
4. Kasta Sudra yaitu para pekerja yang bertugas untuk membantu dan melayani para kasta di atasnya.
Dari ke-4 kasta tersebut, kasta Sudra merupakan kasta yang paling banyak dijumpai di Gresik.
Sebab kasta initerdiri dari rakyat jelata, orang miskin, orang-orang yang tertindas dan orang-orang yang kurang pandai.
Ataupekerja kasar di sektor informal, yang tidak diijinkan untuk bergaul dan menikah dengan orang yang berlainan kasta.
Melihat hal itu, Sunan Gresik tergerak untuk melakukan perbaikan.
Sebabdalam ajaran Islam, pengelompokan manusia berdasarkan kasta merupakan kerusakan moral dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Ya, tidak ada yang membedakan derajat satu orang dengan orang yang lain melainkan ketakwaannya kepada AllahSWT.
Pada mulanya Maulana Malik Ibrahim berdakwah di kalangan orang-orang yang tersisih.
Karena perbedaan kasta tersebut, ia memperkenalkan Islam melalui adab dan perilaku maupun informasi yang ia sampaikan kepada masyarakat.
Baca Juga: Mengapa Para Wali Songo dalam Berdakwah Menggunakan Pendekatan Tadrij dan ‘Adamul Haraj?