Intisari-Online.com - Mengapa para Wali Songo dalam berdakwah menggunakan pendekatan tadrij dan ‘adamul haraj? Jelaskan!
Pertanyaantentangmengapa para Wali Songo dalam berdakwah menggunakan pendekatan tadrij dan ‘adamul harajadadi halaman 308.
Tepatnya padabuku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas X.
Untuk jawabannya, silahkan membukahalaman 262dan bacalah bab Peran Tokoh Ulama dalam Penyebaran Islam di Indonesia (Metode Dakwah Islam Oleh Wali Songo di Tanah Jawa.
Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa penyebaran Islam merupakan salah satu tahapan yang sangat penting dalam sejarah peradaban Indonesia.
Sumber sejarah dari Dinasti Tang pada tahun 674 Masehi memberikan petunjuk bahwa memang pada masa-masa awal pertumbuhan Islam, saudagar-saudagar muslim dari Arab sudah memasuki wilayah Nusantara.
Sementara mengenai penyebaran Islam di Indonesia, tentu kita tidak akan pernah melupakan perang Wali Songo di dalamnya.
Wali Songo merupakansekumpulan tokoh penyebar Islam pada perempat akhir abad ke-15 hingga paruh abad ke-16.
Wali Songo menjaditonggak terpenting dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa dan Nusantara.
Para Wali Songo telah merumuskan strategi dakwah atau pendekatan yang sistematis.
Ini dilakukan guna mengenalkan agama Islam pada masyarakat yang memegang teguh kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Nusantara yang sudah sangat tua, kuat dan sangat mapan.
Para Wali Songomemiliki metode yang sangat bijak dalam memperkenalkan agama Islam, yakni tidak dengan serta merta, tidak juga secara instan, melainkan dengan strategi jangka panjang.
Dalam mengembangkan ajaran agama Islam di bumi Nusantara,para Wali Songo dalam berdakwah menggunakan pendekatan tadrij dan ‘adamul haraj.
Mengapa para Wali Songo dalam berdakwah menggunakan pendekatan tadrij dan ‘adamul haraj? Begini penjelasannya.
1.Tadrij artinya bertahap
Menurut para Wali Songo, tidak ada ajaran yang bisa diberlakukan secara mendadak.
Sebab segala sesuatu harus melalui proses penyesuaian, bahkan sering bertentangan dengan Islam.
Misalnya tradisi minum tuak, kepercayaan animisme dan dinamisme. Maka hal itu dilakukan secara bertahap.
Selain itu, para Wali Songo juga menggunakan metode dakwah yang penuh kelembutan dan kedamaian.
2. ‘Adamul Haraj artinya tidak menyakiti
Para Wali Songo tidak menyebarkan ajaran Islam dengan mengusik tradisi asli masyarakat Nusantara.
Bahkan mereka tidak mengusik agama dan kepercayaan mereka. Melainkan dengan memperkuatnya dengan cara-cara yang islami.
Para Wali Songo menyadari betul ciri khas Nusantara yang beragam suku, multi etnis, beragam budaya, dan ragam bahasa merupakan anugerah Allah SWT yang tiada tara.
Oleh karena itu, para Wali Songo tidak merusak budaya yang telah ada dengan mengatasnamakan Islam.
Justru mereka merawat, memperkaya serta memperkuat budaya Nusantara, agar bisa berdiri sejajar dengan peradaban dunia yang lain.
Baca Juga: Lihat Gambar di Bawah Ini, Apa Hubungannya dengan Peradaban Islam pada Masa Modern?