Intisari-Online.com -Analisislah Sumber Daya Alam (SDA) Kepulauan Banda pada abad ke 6 yang menjadi daya tarik berbagai bangsa datang ke kepulauan itu? Jelaskan pula manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari kalian.
Pertanyaan seputar'analisislah Sumber Daya Alam (SDA) Kepulauan Banda pada abad ke 6 yang menjadi daya tarik berbagai bangsa datang ke kepulauan itu? Jelaskan pula manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari kalian'ada dihalaman 47dalambukuSejarah kelas XdalamKurikulum Merdeka.
Namun sebelum Anda dapat menganalisisumber Daya Alam (SDA) Kepulauan Banda pada abad ke 6 yang menjadi daya tarik berbagai bangsa datang ke kepulauan itu? Jelaskan pula manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari kalian,Anda harus tahu mengenai rempah-rempah bernama pala.
Dalam sejarah, bunga pala lebih umum digunakan sebagai bahan masakan.
Bunga pala biasanya punya harga lebih murah daripada pala karena dianggap lebih tajam rasanya.
Maka dari itu lebih mudah dijual dalam jumlah sedikit.
Pada abad ke-16 dan 17, orang-orang Perancis akan membawa parutan pala ke pesta makan malam dan memarut biji pala untuk makanan yang akan mereka nikmati.
Namun selera orang-orang Perancis terhadap pala dalam abad-abad berikutnya akan menurun dan sekarang dalam kuliner Perancis, pala biasa digunakan hanya untuk saus dasar putih seperti bechamel.
Orang-orang Belanda yang paling lama mengenal pala jadi yang paling banyak mencampurkannya pada makanan mereka.
Pala juga populer di Quebec, provinsi di Kanada yang punya budaya gastronomi yang baik.
Rempah ini juga populer di daerah-daerah yang punya pengaruh dari Moor.
Baca Juga: Sejarah Kelas X: Mengapa Terdapat Tradisi Sasi dan Apa Manfaatnya?
Di Inggris, pala jadi penting bagi makanan berempah khususnya saat Natal.
Mulai dari tar kustar hingga puding Inggris yang terkenal. Biasanya pala digabungkan dengan penggunaan kayu manis.
Seringkali ada juga orang-orang yang mencampurkan sedikit pala sebagai topping untuk minuman cokelat panas dan cappuccino mereka.
Sejak abad ke-6 M, Kepulauan Banda sudah dikenal hingga Byzantium berkat hasil pala, yang termasuk kategori rempah-rempah.
Kemudian pada tahun 1000 M Ibnu Sina mendeskripsikan pala sebagai ‘jansi ban’ atau biji Banda.
Masyarakat Arab saat itu menggunakan pala sebagai barang barter.
Kemudian dibawa ke Venesia, Italia untuk dijadikan perasa makanan para bangsawan Eropa.
Perburuan pala ikut membantu pembangunan dunia modern.
Pada 1453, bangsa Turki Ottoman menaklukan Konstantinopel.
Hal tersebut berdampak pada embargo perdagangan di sepanjang wilayah yang mereka lalui, sehingga banyak pedagang menghindari monopoli rempah.
Monopoli tersebut dilakukan bangsa Arab dan Venesia.
Baca Juga: Mengapa Kisah Bung Hatta Dapat Menjelaskan Bahwa Beliau sebagai Pelaku dan Saksi Sejarah?
Dalam perkembangannya, Portugis akhirnya sempat memonopoli pala saat mengekspansi Kepulauan Banda untuk mencari rempah-rempah.
Monopoli tersebut berhasil bertahan hingga 1 abad.
Hingga kemudian beralih pada era kolonialisme Belanda di Nusantara, sekaligus Belanda menguasai rempah-rempah termasuk pala dari Banda.
Manfaat pala antara lain: meningkatkan kesehatan otak, mengurangi rasa sakit pada luka, mengatasi masalah pencernaan, menjaga kesehatan mulut, mengobati insomnia, hingga mengeluarkan racun dari dalam tubuh.
Baca Juga: Mengapa Trem Dapat Menjadi Simbol Penjajahan bagi Kaum Pergerakan Kemerdekaan pada Masa Itu?
(*)