Melalui Strategi Seperti Apa Agar Generasi Muda Bisa Menjadikan Pancasila Sebagai Benteng Bagi Penguatan Karakter Bangsa?

Khaerunisa

Editor

Ilustrasi. Melalui strategi seperti apa agar generasi muda bisa menjadikan Pancasila sebagai benteng bagi penguat karakter bangsa?
Ilustrasi. Melalui strategi seperti apa agar generasi muda bisa menjadikan Pancasila sebagai benteng bagi penguat karakter bangsa?

Intisari-Online.com - Melalui strategi seperti apa agar generasi muda bisa menjadikan Pancasila sebagai benteng bagi penguat karakter bangsa?

Pertanyaan "Melalui strategi seperti apa agar generasi muda bisa menjadikan Pancasila sebagai benteng bagi penguat karakter bangsa?" terdapat pada halaman 112 buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMS/SMK Kelas XI.

Pada bagian 3 unit 1 buku tersebut dipelajari mengenai "Kita dan Masyarakat Global".

Era globalisasi telah membawa manusia pada satu tahap peradaban yang cukup maju.

Masa tersebut ditandai oleh berbagai penemuan baru dan kemajuan di berbagai bidang.

Bagi umat manusia, perkembangan pesat itu sangat menguntungkan karena mempermudah dalam berbagai hal.

Batas-batas geografis bukan lagi menjadi penghalang, karena akses informasi bisa didapatkan sedemikian mudah.

Berbagai perubahan yang menyertai era globalisasi pada gilirannya juga memberikan pengaruh pada cara pandang manusia terhadap kehidupan alam semesta.

Nilai, norma, dan pola hidup berubah teramat cepat dan menjadi tatanan baru.

Tatanan itulah yang pada akhirnya menjauhkan manusia dari kepastian nilai yang berpuluh-puluh tahun lamanya ia pegang.

Dari situlah, muncul perdebatan-perdebatan mengenai bagaimana cara menyikapi era globalisasi.

Baca Juga: Soal PPKN Kelas X: Bagaimana Proses Sebuah Identitas Terbentuk?

Karena bagaimanapun juga, selain dengan berbagai kemudahan yang dibawa, globalisasi juga hadir beserta masalah yang ditimbulkannya.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, di satu sisi, memberi kemudahan bagi publik dalam mengakses informasi, mengembangkan segenap potensinya serta tuntutan perjuangan hidupnya, tapi di sisi lain, ia telah menjadi instrumen negara-negara industri maju dan kekuatan elit minoritas pemilik modal guna melakukan hegemoni dan dominasinya atas kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. (Korten, 2015)

Di era globalisasi, kebudayaan luhur mendapatkan tantangan dari budaya baru. Seperti konsumerisme, hedonisme, hingga pudarnya tata krama.

Era globalisasi dengan berbagai dampaknya merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari, sehingga tentunya dibutuhkan cara yang lebih arif dalam menyikapi berbagai keruwetan era ini.

Bangsa Indonesia memiliki Pancasila, yang selain sebagai dasar negara, juga memiliki fungsi lainnya.

Termasuk di antaranya sebagai kepribadian Bangsa Indonesia dan pandangan hidup Bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai kepribasian Bangsa Indonesia diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan sikap mental.

Sikap mental dan tingkah laku memiliki ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain. Ciri khas yang dimaksud adalah kepribadian.

Pancasila sebagai pandangan hidup artinya semua aktivitas kehidupan Bangsa Indonesia harus sesuai dengan sila-sila dari Pancasila.

Hal itu karena Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan Bangsa Indonesia.

Bangsa Indonesia harus berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila dan menjadikannya benteng bagi penguatan karakter.

Baca Juga: Teladan Apa yang Patut Kalian Contoh dari Bung Hatta dan Mengapa?

Lalu, bagaimana strategi agar generasi muda bisa menjadikan Pancasila sebagai benteng bagi penguat karakter bangsa?

Seperti dikutip dari unpad.ac.id, Nilai-nilai Pancasila harus tetap dipahami dan diamalkan di tengah arus globalisasi di Indonesia.

Generasi milenial menjadi obyek utama yang harus didorong untuk tetap mengamalkan nilai luhur tersebut.

Hal itu bertujuan agar Pancasila tidak tergerus oleh berbagai faham yang bisa memecah kedaulatan bangsa.

Penanaman nilai Pancasila pada generasi milenial akan semakin membuat mereka pintar, memiliki sikap toleransi, kohesif, dan punya literasi keagamaan yang baik. Pancasila, kata Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti. Selain itu juga akan menjadi jati diri generasi milenial.

Menurutnya, ada strategi khusus dalam menanamkan nilai Pancasila pada generasi muda.

Ia menjelaskan, pengamalan tidak boleh dilakukan dengan metode indoktrinasi. Disebut bahwa fleksibilitas harus dilakukan.

Metode doktrin dipandang sudah tidak relevan dengan sikap dan pola pikir generasi milenial.

Kemudian, Pemerintah juga perlu menyiapkan strategi kekinian dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila di generasi muda.

Misalnya, memanfaatkan platform media sosial maupun teknologi informasi yang ada. Ini dianggap merupakan metode yang efektif.

Bisa juga dengan memanfaatkan sejumlah tokoh pemengaruh (influencer) di media sosial sebagai media untuk mengenalkan nilai-nilai Pancasila.

Baca Juga: Apa Manfaat yang Dapat Diambil dari Kunjungan ke Kelompok Minoritas?

(*)

Artikel Terkait