Pernah Meneliti Legenda 'Si Manis Jembatan Ancol', Ridwan Saidi: Ada yang Salah!

Ade S

Penulis

Film 'Simanis Jembatan Ancol' pertama. Ridwan Saidi mengaku nama Mariam adalah kekeliruan.
Film 'Simanis Jembatan Ancol' pertama. Ridwan Saidi mengaku nama Mariam adalah kekeliruan.

Intisari-Online.com -Legenda tentang Si Manis Jembatan Ancol menjadi salah satu kisah yang dikenal oleh masyarakat Jakarta khususnya suku Betawi.

Saking tenarnya hantu perempuan berambut panjang tersebut, kisahnya diadaptasi ke dalam beberapa film maupun sinetron.

Namun, siapa sangka, budayawan Betawi, Ridwan Saidi, justru menyebut adanya kekeliruan terkait sosok hantu cantik tersebut.

Hal ini, menurut Rdwan Saidi, diketahui setelah dirinya melakukan penelitian dengan beberapa saksi hidup pada tahun 1955-1960.

Dalam buku "Ketoprak Betawi" yang diterbitkanIntisari pada 2001, Ridwan mengisahkan tentang asal-usul dari kisah hantu manis itu.

Menurut Ridwan, semuanya berawalketika koran-koran pada tahun 1950-an seperti Keng Po kerap memberitakan tentang banyaknya kecelakaan lalu lintas yang terjadi di sekitar Ancol.

Kala itu, para sopir mengisahkan bahwa kecelakaan yang tak jarang merenggut nyawa tersebut terjadi di malam hari di sekitar jembatan.

Salah satu kisah yang sering dibagikan oleh para sopir yang selamat adalah mereka mengaku melihat sosok perempuan cantik tengah berdiri seorang diri di tengah jembatan.

Terkadang sosok wanita tersebut dikisahkan hanya berdiam diri, namun terkadang juga diceritakn bahwa sang wanita terlihat seperti menyebrangi jembatan.

Terkait pakaian, yang kemudian menjadi begitu khas saat diperankan oleh Diah Permatasari atau Kiki Fatmala, tidak ada yang memberikan deskripsi khusus.

Baca Juga: Wajib Bunyikan Klakson 2 Kali Jika Melintas di Atas Jenazahnya Dibuang, Inilah Mariam si Manis Jembatan Ancol, Meregang Nyawa Usai Ogah Jadi Gundik

Sosok wanita inilah yang kemudian dituding sebagai penyebab tunggal terjadinya kecelakaan.

Para pengemudi mengaku fokus mereka terganggung usai terpesona oleh kecantikan "Si Manis", yang berakhir dengan hilangnya kendali atas mobil yang mereka kendarai.

Sebenarnya beberapa koran Belanda, termasukJava Bode, mencoba menjelaskan kasus ini secara ilmiah.

Koran-koran tersebut mnejlaskan bahwa keberadaan wanita cantik tersebut merupakan halusinasi dari para sopir yang sedang kelelahan.

Namun, apa daya, kisah tentang "Si Manis Jembatan Ancol" sudah kadung dipercaya oleh masyarakat setempat.

Apalagi, ada sebuah kisah yang tak kalah legendarisnya yang kerap dikaitkan dengan keberadaan sang hantu cantik.

Sosok yang dimaksud adalah Ariah atau Aria yang diberitakan hilang tanpa bekas pada sekitar tahun 1870-1871, tentu saja di kawasan Ancol.

Ariah sendiri merupakan seorang gadis yang tinggal di emper (paviliun) rumah seorang juragan kaya di Kampung Sawah Paseban.

Dalam catatan Ridwan, Ariah yang masih berusia 16 tahun ditaksir oleh sang pemilik rumah bahkan hendak memperistrinya.

Namun, Ariah menolak karena enggan dijadikan selir. Apalagi, saat itu, kakanya pun belum menikah.

Merasa terdesak dengan niatan sang pemilik rumah, Ariah pun kemudian memilih untuk melarikan diri.

Baca Juga: Jakarta 490 Tahun: Kisah Setan Manis dari Jembatan Ancol Itu Ternyata Bukan Mariam

Nahas, di tengah pelariannya, Aruah malah bertemu dengan Oey Tambahsia, seorang juragan kaya yang dikenal gemar "mengoleksi" perempuan muda.

Oey pun langsung menyuruh kedua centengnya, Pi'un dan Surya, untuk menangkap Ariah.

Di Bendungan Dempet dekat Danau Sunter, Ariah pun kemudian berhasil ditangkap oleh kedua centeng tersebut.

Namun, sang gadis malang memilih untuk terus melawan hingga akhirnya kedua centeng tidak bisa mengendalikan diri dan membunuh Ariah.

Tepat di sebuah area persawahan, sekitar 400 meter dari Jembatan Ancol, sosok Ariah ditemukan tewas.

Ridwan mengaku kapan nama Ariah kemudian lebih dikenal dengan Mariam. Meski mirip, Ridwan meyakini bahwa nama yang kerap digunakan dalam film tersebut salah.

Seperti diketahui, Ridwan Saidi meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, pada Minggu (25/12/2022).

Ridwan dikabarkan meninggal dunia usai ditemukan mengalami koma di rumahnya pada Jumat (23/12/2022).

Menurut Rifat, putra ketiga Ridwan Saidi, koma yang dialami sang ayah dipicu oleh pendarahan yang terjadi di batang otak.

"Beliau meninggal karena pendarahan di batang otak. Kami menemukan beliau dalam keadaan koma pada Jumat pagi hari," ujar Rifat saat dikonfirmasi, Minggu,seperti dilansir dariKompas.com, Senin (26/12/2022).

Baca Juga: Dari Nyai Dasima Hingga Mariam Si Manis dari Jembatan Ancol, Inilah Kisah Pilu para Nyai, Cinta Gelap Para Meneer VOC dengan Para Wanita Pribumi

Artikel Terkait