Para serdadu, yang tinggal bersama istri, peliharaan (wanitanya), dan anak-anak dengan tempat tidur yang sempit, seperti tenda pengungsian bencana alam.
Tidak jarang, di antara serdadu itu ada yang menjual isterinya semalam suntuk untuk tidur dengan kawan serdadunya yang lain.
Selain itu masih banyak serdadu KNIL yang dijumpai masih senang mencari pelacur di sekitar tangsi.
Maka tidak heran apabila penyakit kelamin menyebar di wilayah tangsi militer.
Untuk menjadi seorang nyai di tangsi militer KNIL terdapat beberapa jalan.
Ada seorang perempuan pribumi yang menawarkan diri, atas
permintaan serdadu atau ditawarkan sebagai nyai oleh keluarga mereka.
Ada juga hubungan pernyaian yang terjalin karena para serdadu mencari sendiri nyai mereka di sekitar tangsi.
Banyak gadis dan perempuan muda pribumi yang bekerja di warung-warung makan dekat tangsi dan kemudian menjadi nyai dengan cara demikian.
Sementara itu, mantan Perwira KNIL, S.E.W. Roorda van Eysinga menyebutkan bahwa keadaannyan sangat memprihatikan.
Hubungan seksual di dalam barak militer selayaknya hewan.
Mereka melakukan hubungan seksual dalam tangsi tanpa sekat-sekat yang menutup di setiap tempat tidur.
Baca Juga: Tak Ubahnya Seekor Sapi, Mirisnya Hubungan Serdadu dan Para Gundik di Barak Militer
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR