Menurutnya Jody masih berstatus mahasiswa Unnes dan hanya menunggu diwisuda.
"Beliau baru menyelesaikan skripsi dan tinggal wisuda, namun ternyata sakit, padahal rencananya mau pulang, tapi ternyata Allah berkehendak lain," jelasnya dikutip dari TribunJateng.com.
Dr. Eko Raharjo pun telah berkomunikasi dengan keluarga Jody di Bangka Barat dan pihak keluarga menghendaki lokasi pemakaman di kampung halaman Jody.
Sementara itu, bantuan yang diberikan Unnes yakni membantu hingga pemberangkatan jenazah sesuai prosedur dari kepolisian maupun pihak rumah sakit.
5. Gelar tetap akan diberikan
Dr. Eko Raharjo juga memastikan Jody akan tetap menerima gelar karena haknya sebagai sarjana dan telah menyelesaikan persyaratan penyelesaian pendidikan.
"Sudah sah menyelesaikan skripsi dan dosen sudah menandatangani surat penyelesaian skripsi, dan berencana pulang untuk mengabari keluarga tentang wisuda tersebut," ujarnya.
6. Tidak ada tanda kekerasan fisik di tubuh Jody
Tim kepolisian menjelaskan tidak ada tanda kekerasan fisik di tubuh Jody.
Ia dilaporkan meninggal karena sakit.
7. Keluarga tidak mau anaknya diautopsi
Sebelum dipulangkan ke kampung halamannya, jenazah Jody d titipkan di RSUP Kariadi, Semarang dan menunggu keluarga korban datang dari Lampung.
Menurut Kompol Untung Kistopo, pihak keluarga korban tidak mau anaknya diautopsi dan menerima kepergian Jody.
"Dari sambungan telfon dengan keluarga korban di Lampung, pihak keluarga menerimakan atas kematian korban dan keluarga keberatan jika dilakukan autopsi dan tidak menuntut pihak manapun," jelasnya.
Baca Juga: Ini Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Perlawanan Mengusir Pendudukan Jepang di Berbagai Daerah
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR