Menurutnya, tak ada larangan bagi masyarakat untuk keluar rumah pada malam hari, saat fenomena solstis.
Karena tak ada aktivitas berbahaya dari fenomena tersebut.
"Sebenarnya solstis sama sekali tidak berkaitan dengan aktivitas seismik atau kegempaan, solstik juga tidak berkaitan dengan aktivitas vulkanologi," katanya dikutip dari Kompas.com.
Andi pun juga menjelaskan apa saja yang akan terjadi pada saat fenomena solstis terjadi.
Menurutnya, solstis terjadi karena sumbu rotasi bumi miring 23,5 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika atau poros kutub utara dan selatan langit.
Kondisi ini, lanjut dia, terjadi dua kali dalam setahun, yakni saat Juni dan Desember.
Saat Juni, solstis terjadi lantaran kutub utara dan belahan Bumi utara condong ke arah Marahari.
Lalu pada saat Desember, belahan Bumi selatan dan kutub selatan akan condong ke Matahari.
Fenomena ini juga menyebabkan Matahari terbit dari arah tenggara lalu terbenam di arah barat daya.
Namun, terbitnya Matahari tersebut juga disesuaikan dengan lintang geografis menurut masing-masing wilayah.
Andi juga menjelaskan, lintang tinggi terutama di belahan Bumi selatan.
Baca Juga: Terjadi 18 November 2022, Ini Alasan Hujan Meteor Leonid Sayang Untuk Dilewatkan
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR