Terjadi 18 November 2022, Ini Alasan Hujan Meteor Leonid Sayang Untuk Dilewatkan

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi hujan meteor Leonid
Ilustrasi hujan meteor Leonid

Intisari-online.com - Pada 18 November 2022, sebuah fenomena astronomis akan terjadi.

Fenomena ini dikenal dengan sebutan hujan meteor Leonid, yang puncaknya akan terjadi 18-19 November 2022.

Hujan meteor Leonid juga bisa disaksikan di langit Indonesia, ini memberi para penggemar astronomi, pertunjukan langit yang penuh dengan bintang jatuh.

Pertunjukan initerjadi setiap bulan November saat puing-puing dari komet Tempel-Tuttle bersentuhan dengan Bumi.

Jika langit tetap cerah, hujan meteor Leonid dapat menghasilkan antara 15 hingga 20 meteor per jam.

Menurut Royal Observatory Greenwich, hujan meteor Leonid merupakan salah satu hujan meteor tahunan yang paling subur, dengan meteor yang cepat dan cerah.

Meskipun ada banyak hujan meteor sepanjang tahun, hujan meteor Leonid bisa dikatakan sebagai yang tercepat.

Menurut para ahli di NASA, bintang jatuh yang jatuh selama hujan meteor Leonid datang dengan kecepatan 44 mil per detik, lebih cepat daripada hujan lainnya dalam kalender astronomi.

Waktu terbaik untuk melihathujan meteorLeonid melesat melintasi langit di atas rumah Anda adalah Jumat (18/11/22).

Hujan meteor leonid dijadwalkan mencapai puncaknya pada Kamis malam 18-19 November.

Masih ada kesempatan untuk melihat meteor pada malam-malam di kedua sisi tanggal tersebut, meskipun mungkin ada lebih sedikit yang terlihat sepanjang malam.

Baca Juga: Terjadi Pada 18 November 2022, Ini Waktu Terbaik Untuk Menyaksikan Hujan Meteor Leonid

Jika Anda ingin mendapatkan kesempatan terbaik untuk melihat meteor, Anda harus berada di luar, lalu melihat ke atas antara tengah malamhingga fajar.

Mencari tempat dengan jumlah polusi cahaya minim.

Secara umum, mata Anda membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk menyesuaikan diri dengan kegelapan.

Jadi ada baiknya untuk keluar sedikit lebih awal agar penglihatan Anda menyesuaikan.

Anda mungkin harus menghadapi sedikit cahaya bulan yang merusak pemandangan karena bulan akan berada dalam fase sabit yang memudar, dengan sekitar 45 persennya menyala.

Nama Leonid berasal dari titik di langit tempat munculnya hujan meteor tepat di sebelah konstelasi Leo.

Hujan meteor leonid berasal dari Tempel-Tuttle adalah komet kecil intinya hanya berukuran sekitar 2,24 mil (3,6 km). Yang ukurannya sebanding dengan pulau Manhattan.

Royal Observatory Greenwich menjelaskan, saat komet mengikuti jalurnya mengelilingi matahari, ia meninggalkan jalur berupa puing-puing kecil.

Puing-puing komet memasuki atmosfer planet kita dengan kecepatan hingga 70 kilometer per detik, menguap dan menyebabkan garis-garis cahaya yang kita sebut meteor.

Meteor-meteor itu sebenarnya adalah debu dan puing-puing seukuran kacang polong dan pasir yang runtuh dari komet Tempel-Tuttle saat ia berayun di dekat Bumi.

Orbit Bumi membawanya langsung melalui jejak puing-puing. Debu dan puing-puing menyatu saat menyentuh atmosfer Bumi.

Baca Juga: Terjadi 18 November 2022, Inilah Keindahan Hujan Meteor Leonid Menurut NASA

Hujan meteor Leonid diberi nama karena pancarannya, titik di langit tempat meteor itu berasal, berada di dalam konstelasi Leo.

Artikel Terkait