Intisari-Online.com -Ditemukannya Sesar Cugenang sebagai sesar Cianjur memicu kekhawatiran baru bagi masyarakat di Cianjur, juga Jawa Barat pada umumnya.
Apalagi, selama ini sudah ada sesar Cimandiri dan juga sesar Lembang yang dianggap sebagai ancaman penghuni Tanah Sunda.
Namun, meski nama-nama sesar tersebut yang kerap kali dibicarakan, pada kenyataannya justru sesar Garsela yang paling aktif di Jawa Barat.
Seperti diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa bukan sesar Cimandiri yang menjadi pemicu Gempa Cianjur.
Hasil penelitian BMKG mengungkapkan bahwa ada satu sesar baru yang keberadaannya baru terungkap.
Sesar yang dimaksud adalah sesar Cugenang yang 'keaktifannya' telah memicu gempa Cianjur yang berdampak mematikan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam media rilis yang diselenggarakan pada Kamis (8/12/2022).
"Di Indonesia sudah teridentifikasi 295 patahan (sesar) aktif, namun patahan Cugenang (sesar Cugenang) termasuk yang belum terindentifikasi," ungkap Dwikorita seperti dilansir dari kompas.com pada Senin (12/12/2022).
"Jadi zona patahan Cugenang ini baru saja ditemukan atau teridentifikasi," tambah Dwikorita.
Terungkapnya keberadaan sesar Cugenang ini tentu saja menambah daftar kekhawatiran masyarakat di Tanah Sunda terkait potensi gempa bumi.
Belum lagi keberadaan sesar Cimandiri dan sesar Lembang yang kerap kali disebut paling berbahaya.
Namun, faktanya, ada satu sesar lain di Jawa Barat yang justru sangat aktif.
Sesar yang dimaksud adalah sesar Garsela yangdiklaim bisa memicu gempa merusak.
Sesar Garsela yang merupakan akronim dari Garut Selatan merupakan salah satu sesar aktif yang berada di wilayah Jawa Barat bagian selatan.
Baca Juga: Mengenal Sesar Cugenang Penyebab Gempa Cianjur, Seberapa Bahaya?
Dari selatan Garut, sesar Garsela memanjang sejauh 42 kilometer hingga selatan Bandung.
Sesar Garsela sendiri terdiri dari dua segmen, yaitu segmen Rakutai (utara) dengan panjang 19 kilometer dan segmen Kencana (selatan) dengan panjang 17 kilometer.
Kedua segmen ini memiliki tingkat keaktifan yang sama tingginya.
Tercatat sejak 2008, BMKG menemukan adanya kluster aktivitas kegempaan atau seismisitas di zona sesar Garsela.
Bahkan, menurut Daryono,Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, sesar, sesar Garsela termasuk ke dalam struktur sesa paling aktif di Jawa Barat.
Meski demikian, sesar ini justru tidak pernah menimbulkan gempa dengan magnitudo melebihi 5,0.
Hanya saja, meski memicu kekuatan yang rendah, gempa yang dipicu sesar Garsela bisa sangat mematikan karena umumnya memilki titik pusat gempa yang sangat dangkal.
Tercatat pada 18 Juli 2017, gempa dengan kekuatan 'hanya' magnitudo 3,7 telah memicu kerusakan yang sangat besar di sekitar wilayah Kamojang, Garut.
Gempa-gempa lain yang dipicu oleh sesar Garsela antara lain:
* Gempa magnitudo 4,0 pada 1 November 2020
* Gempa magnitudo 3,7 pada 1 Desember 2021
* Gempa magnitudo 2,9 pada 4 Desember 2021
* Gempa magnitudo 2,8 pada 7 Desember 2021
* Gempa magnitudo 3,4 pada 19 April 2022, dan
* Gempa magnitudo 2,3 pada 28 April 2022
Baca Juga: Berkekuatan Kecil Tapi Mematikan, Inilah Sesar Cimandiri yang Jadi Biang Kerok Gempa Cianjur