Kisah Pangeran di Menara London, Benarkah Dibunuh atas Perintah Raja Richard III yang Ingin Naik Takhta?

K. Tatik Wardayati

Editor

Richard III dan Pangeran di Menara yang masih menjadi misteri.
Richard III dan Pangeran di Menara yang masih menjadi misteri.

Intisari-Online.com – Bisa jadi ini asalah salah satu kisah misteri pembunuhan terbesar dalam sejarah kerajaan Inggris, yaitu seorang raja muda dan saudara laki-lakinya menghilang begitu saja.

Anak laki-laki itu, yang kini dijuluki ‘Pangeran di Menara’, ditawan di Menara London pada tahun 1483, tetapi kemudian menghilang dari pandangan publik, dan tidak pernah terlihat lagi.

Raja Richard III telah lama dianggap yang bertanggung jawab atas pembunuhan keponakannya itu dalam perselisihan tentang suksesi takhta.

Tetapi pembela Raja Richard III menunjukkan kurangnya bukti kuat untuk menghubungkan raja dengan hilangnya para pangeran, yang baru berusia 12 tahun dan sembilan tahun ketika Richard naik takhta pada Juni 1483.

Tetapi penelitian baru-baru ini memberikan bukti paling kuat tentang siapa pembunuh kedua anak laki-laki itu, dan itu menghubungkan para pembunuh langsung ke Raja Richard III.

Catatan pertama yang menghubungkan kematian para pangeran dengan Richard ditemukan dalam Sejarah Raja Richard III oleh Sir Thomas More, seorang pegawai negeri yang dari tahun 1518 bertugas di Dewan Penasihat Henry VIII dan kemudian menjadi Lord Chancellor.

Henry VIII menggantikan takhta pada tahun 1508, setelah ayahnya mengalahkan Richard III pada tahun 1485.

Dalam bukunya itu, yang ditulis sekitar 30 tahun kemudian, More menyebut dua pria, Miles Forest dan John Dighton, sebagai pembunuhnya.

Dan mengatakan bahwa mereka direkrut oleh Sir Janes Tyrell, seorang pelayan Richard III atas perintahnya.

Kemudian banyak pula yang mengklaim bahwa Richard merasa dia tidak akan diterima sepenuhnya sebagai raja ketika anak laki-laki itu masih hidup sehingga dia membuat rencana untuk menyingkirkan mereka.

Richard memerintahkan Polisi Menara untuk memberikan Tyrell kunci Menara untuk satu malam.

Baca Juga: Ribuan Tahun Punya Reputasi'Maniak Pembunuh' Termasuk Bunuh 2 Keponakannya, Rupanya Raja Richard III Tidak Sekejam yang Diberitakan, Terbongkar Fakta Sebenarnya

Tyrell berencana untuk membunuh anak laki-laki itu di tempat tidur mereka dan memilih Forest, salah satu pelayan mereka, dan Dighton, yang merawat kudanya, untuk melakukan perbuatan jahat itu.

Sementara, semua pelayan lainnya disuruh pergi agar pembunuhan bisa dilakukan.

Kemudian Tyrell memerintahkan orang-orang itu untuk mengubur anak laki-laki itu di kaki tangga, jauh di dalam tanah.

Ditulis lebih dari 30 tahun setelah peristiwa tersebut, mudah bagi pendukung Richard untuk mengabaikan peristiwa versi More.

Rekonstruksi tangga di Menara London di mana tulang anak-anak ditemukan pada tahun 1674
Rekonstruksi tangga di Menara London di mana tulang anak-anak ditemukan pada tahun 1674

Banyak orang yang mempertanyakan cerita ini, melihatnya sebagai ‘propaganda Tudor’ yang dirancang untuk menghitamkan nama raja yang telah meninggal, bahkan ada anggapan bahwa nama-nama tersangka pembunuhan itu dibuat-buat oleh More.

Tetapi nama yang diberikan More untuk orang-orang yang diduga telah membunuh para pangeran, yaitu Forest dan Dighton, bukanlah khayalan, tetapi mereka ada dan nyata.

Ketika pada pertengahan tahun 1510-an More sedan mengerjakan bukunya, Edward Forest, putra tersangka Miles Forest adalah pelayan kamar Raja Henry VIII, dan Miles, saudaranya, dipekerjakan oleh penasihat utama Kardinal Thomas Wolsey.

Dengan cara ini, putra-putranya tinggal dan bekerja bersama More, artinya dia dapat berbicara dengan mereka secara langsung.

Melansir theconversation, kedua bersaudara itu juga merupakan penerima hibah kerajaan dan sewa tanah dan kantor kerajaan.

Ini menunjukkan betapa mereka disukai oleh Henry VIII dan didasarkan pada bukti yang ditemukan, menunjukkan bahwa dua bersaudara itu berada di jantung rezim Tudor.

Baca Juga: Kisah Misteri Penemuan Tulang di Menara London, Benarkah Mereka Dua Pangeran Bersaudara yang Dibunuh Demi Perebutkan Takhta?

Ketika More sedang menyusun karya hebat yang lain, Utopia, pada tahun 1515, dan sangat mungkin memikirkan Sejarah Raja Richard III, Miles Forest junior adalah utusan antara istana Henry VIII dan kedutaan tempat More bekerja.

Ini menghubungkan dunia More secara langsung dengan cerita yang dia ceritakan, dan dengan pria yang katanya adalah pembunuh utama para pangeran di Menara.

Ini adalah kisah misteri yang tidak akan hilang dalam waktu dekat, meskipun belum ada bukti secara pasti bahwa Richard III yang membunuh keponakannya, tetapi bukti yang jelas bahwa More menulis sejarahnya ketika dia masih muda dan dalam kontak langsung dengan orang-orang yang terkait erat dengan kejahatan yang paling terkenal tersebut.

Baca Juga: Tidak Pernah Diharapkan Naik Takhta, Lalu Bagaimana Victoria Bisa Jadi Ratu Inggris?

Temukan sisi inspiratif Indonesia dengan mengungkap kembali kejeniusan Nusantara melalui topik histori, biografi dan tradisi yang hadir setiap bulannya melalui majalah Intisari. Cara berlangganan via https://bit.ly/MajalahIntisari

Artikel Terkait