Intisari-Online.com - Tidak terasa pandemi virus corona sudah terjadi hampir 3 tahun lamanya.
Diketahui pandemi virus corona terjadi setelah penemuan kasus pertama virus corona (Covid-19) di Wuhan, China pada akhir Desember 2019.
Kini, memasuki akhir Desember 2022, pandemi virus corona masih terjadi di sejumlah negara.
Meski begitu, apa penyebab dan dari mana asal virus mematikan ini masih belum bisa dikonfirmasi.
Sebelumnya pemerintah China membantah keras dugaan virus corona bocor darilaboratorium China di Wuhan.
Namun seorang ilmuwan dari Wuhan mengatakan Covid-19 memang benar 'bocor darilaboratorium'.
Bahkan dia mengatakandia 'takut dengan apa yang dilihatnya'.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Sabtu (10/12/2022),ilmuwan dari Wuhan itu bernamaDr Andrew Huff dan dia adalahmantan wakil presiden EcoHealth Alliance.
Dalam bukunya yang berjudul'The Truth About Wuhan',Dr Huff mengatakan EcoHealth Alliance mengajarkan laboratorium Wuhan "metode terbaik yang ada untuk merekayasa virus corona kelelawar untuk menyerang spesies lain".
Bahkan diamengklaim "China tahu sejak hari pertama bahwa ini adalah agen rekayasa genetika" tersebut.
Institut Virologi Wuhan, laboratorium keamanan tinggi yang berspesialisasi dalam virus corona, telah lama dianggap oleh beberapa orang sebagai titik asal pandemi, yang menewaskan 6.646.172 di seluruh dunia.
Baca Juga: Gawat, Dunia KembaliBerjibaku Lawan Covid-19, Episentrumnya Pindah ke Kota Ini
Namun baik China dan laboratorium dengan keras membantah tuduhan apa pun.
Meski begitu,Dr Huff menjelaskan tidak hanya China yang harus disalahkan.
"Pemerintah AS juga harus disalahkan atas transfer bioteknologi berbahaya ke China," tambah Dr Huff.
“Saya ketakutan dengan apa yang saya lihat. Kami hanya memberi mereka teknologi bioweapon."
Berbicara kepada The Sun, pelapor mengklaim EcoHealth Alliance telah mempelajari berbagai virus corona pada kelelawar selama lebih dari10 tahun dengan dana dari National Institutes of Health, dan mengembangkan hubungan kerja yang erat dengan laboratorium Wuhan.
Dia menyarankan eksperimen peningkatan fungsi China, yang dia klaim tidak memenuhi standar, menyebabkan kebocoran laboratorium di Institut Virologi Wuhan yang didanai AS.
"Aliansi EcoHealth dan laboratorium asing tidak memiliki langkah-langkah kontrol yang memadai untuk memastikan biosafety, biosecurity, dan manajemen risiko yang tepat, yang pada akhirnya mengakibatkan kebocoran lab di Institut Virologi Wuhan."
“Tidak ada yang perlu terkejut bahwa orang China berbohong tentang wabah SARS-CoV-2 dan kemudian berusaha keras untuk membuatnya tampak seolah-olah penyakit itu muncul secara alami."
"Bagian yang mengejutkan dari semua ini adalah bagaimana pemerintah Amerika Serikat membohongi kita semua."
Dia juga menambahkan bahwa dia yakin Covid-19 direkayasa secara genetik di Wuhan melalui berbagai penelitian fungsi yang didanai oleh pemerintah AS, dengan upaya melihat virus berkembang menjadi lebih mudah menginfeksi manusia untuk membantu para peneliti menguji teori-teori ilmiah.
Baca Juga: Kasus Covid-19Meledak Lagi, Tapi Target Vaksin Booster Masih Rendah, Segini Jumlahnya