Hal ini justru akan membuat buah hati kapok, merasa takut dan tersudut.
Ingat, apapun yang dilakukan anak dalam keadaan senang, fokus dan juga ikhlas akan membuat dia teratur untuk menjalankannya.
Mulailah dengan membatasi balita makan dan minum 3-4 jam, kemudian biarkan ia melahap makanannya.
Jika selama seminggu berhasil dan anak sudah terbiasa dan mulai kuat. Maka Anda bisa mulai menambahkan waktunya, semisal 4-6 jam agar tubuh dan pikiran anak semakin beradaptasi.
(Baca juga: Polisi Muda Ini Ubah Lokasi Prostitusi Dan Miras Jadi Tempat Mengaji Dengan Uang Pribadinya)
Ini pun terkait soal waktu sahur. Jangan memaksakan balita Anda untuk ikut menyantap sahur dengan membangunkannya. Apalagi jika ia baru berusia sekitar 2-3 tahun.
Terpenting adalah bagaimana ia mulai mengenal makna puasa dan tata cara puasa sejak dini yang tentunya disesuaikan dengan kondisi fisik dan perkembangan psikologisnya.
3. Jangan langsung memarahi anak dan mengejeknya.
Apapun yang berkonotasi negatif dan mengecilkan ‘semangat’ balita saat sedang berpuasa harus dihindari.
Contoh, ketika anak mulai rewel karena merasa lapar saat menuju siang atau sore hari. Maka, Anda bisa memberi pengertian untuk bersabar sembari mengecek kondisi fisiknya.
Jika memang tidak memungkinkan dan khawatir kesehatan anak tidak kuat, maka Anda bisa memperbolehkannya untuk makan dan minum. Kemudian mengajaknya kembali untuk berpuasa.
4. Beri ia hadiah atau penghargaan atas usahanya.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR