Bertubi-Tubi Sering Masuk Bui, Ini Alasan Raja Malaysia Pilih Anwar Ibrahim Jadi Perdana Menteri Malaysia

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Anwar Ibrahim
Anwar Ibrahim

Intisari-online.com - Anwar Ibrahim resmi menjadi perdana menteri Malaysia ke-10 setelah Pemilu Malaysia digelar.

Anwar dinobatkan sebagai perdana menteri ke-10 Malaysia oleh raja negara itu dan dilantik pada Kamis (24/11/22).

Ia mengalahkan seorang pemimpin nasionalis Melayu untuk meraih jabatan tertinggi setelah pemilihan umum yang memecah belah menyebabkan Parlemen digantung.

Anwar Ibrahim sendiri bukan orang lama di dunia politik Malaysia, ia bahkan tak jarang masuk bui karena berbagai kasus.

Ia dikenal dalam dunia politisk sebagai seorang pemimpin pemuda yang berapi-api.

Anwar mendirikan sebuah gerakan pemuda Islam sebelum dia direkrut ke dalam Organisasi Nasional Melayu Bersatu yang berkuasa saat itu.

Dia menikmati kebangkitan meteorik untuk menjadi wakil perdana menteri keuangan pada 1990-an.

Dia dipersiapkan untuk mengambil alih dari Perdana Menteri Mahathir Mohamad.

Tetapi dampak pahit atas tanggapan Malaysia terhadap krisis ekonomi Asia membuat Anwar Ibrahim dipecat pada September 1998.

Dia juga ditahan tanpa pengadilan dan kemudian didakwa dengan sodomi dan korupsi.

Puluhan ribu orang turun ke jalan memprotes perlakuan Anwar Ibrahim.

Baca Juga: Resmi Jadi Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim Ternyata Pernah Dipenjara 10 Tahun, Tersangkut Kasus Korupsi dan Sodomi

Ketika Anwar dibawa ke pengadilan dengan mata lebam sembilan hari setelah penangkapannya karena penyerangan dalam tahanan oleh kepala polisi negara saat itu.

Dengan cepat menjadi simbol Partai Keadilan Rakyat barunya dan sumpahnya untuk reformasi.

Dia dipenjara enam tahun karena sodomi pada 1999 dan setahun kemudian, sembilan tahun lagi karena korupsi.

Dakwaan yang menurut Anwar adalah konspirasi politik oleh Mahathir untuk mengakhiri kariernya.

Kasusnya menuai kritik internasional, dengan Amnesty International menyebut Anwar sebagai "tahanan hati nurani."

Anwar dibebaskan pada 2004 setelah pengadilan tinggi Malaysia membatalkan hukuman sodomi, setahun setelah Mahathir mengundurkan diri sebagai perdana menteri setelah 22 tahun berkuasa.

Tapi Anwar dipenjara untuk kedua kalinya karena sodomi pada tahun 2015.

Dalam kasus yang katanya ditujukan untuk menghancurkan aliansinya yang memperoleh keuntungan melawan pemerintah yang dipimpin UMNO.

Dari sel penjaranya, Anwar berbaikan dengan Mahathir, yang kembali ke dunia politik karena kemarahan atas skandal miliaran dolar yang melibatkan dana investasi negara 1MDB.

Reuni mereka berujung pada jajak pendapat bersejarah tahun 2018 yang menyaksikan tersingkirnya aliansi yang dipimpin UMNO, yang telah memimpin sejak kemerdekaan Malaysia dari Inggris pada tahun 1957.

Selama 24 tahun berkiprah di dunia politik, Anwar Ibrahim akhirnya menjadi Perdana Menteri Malaysia.

Baca Juga: Terpilih Sebagai PM Malaysia, Anwar Ibrahim Justru Pernah Dituding Jadi Biang Kerok Hilangnya Pesawat MH370, Kok Bisa?

Menurutpernyataan Raja Malaysia pada Kamis (24/11), Istana mengatakan, Raja Malaysia Yang Dipertuan Agong Al Sultan Abdullah.

Ia menyetujui mengangkat Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri ke-10 Malaysia.

Alasannya, Yang Dipertuan Agong telah menyempurnakan pandangan melalui pertemuan dengan raja-raja Melayu.

Menurut hukum, pengangkatan Anwar Ibrahim itu sesuai dengan kewenangan Yang Dipertuan Agong seperti diatur dalam Pasal 40 (2) (a) dan Pasal (43) (a) Konstitusi Federal.

Pertemuan tersebut dilakukan menyusul hasil Pilihan Umum Raya (PRU) ke-15 pada 19 November 2022.

Sejauh ini tak ada partai yang menyetujuan kursi mayoritas lebih dari 55 persen, dari 222 parlemen.

Pakatan Harapan, koalisi yang diketuai Anwar Ibrahim, memperoleh kursi terbanyak di parlemen pada PRUke-15, yakni 76 kursi.

Artikel Terkait