“Jangan masuk ke arena perjuangan, selagi masih ada kebencian,” kata Purnama.
Pemikiran Soedjatmoko memang begitu kaya. Pada 10 Januari 2022 lalu, bertepatan dengan seratus tahun kelahiran Soedjatmoko, juga telah diluncurkan situs bernama membacasoejatmoko.com yang berisi ratusan tulisan-tulisan Soedjatmoko dalam beragam tema.
Bukan Glorifikasi
Salah satu produser film ini, F.X. Domini B.B. Hera, mengatakan bahwa di dalam film ini tim produksi tak ingin mengglorifikasi Soedjatmoko.
Sebab, menurut pria yang akrab disapa Sisco ini, sudah banyak film dengan fokus biopik di Indonesia yang terjebak dalam glorifikasi atau kultus individu.
“Kami berupaya menghindarinya [glorifikasi] sejauh mungkin dalam film dokumenter ini,” kata Sisco.
Sisco mengatakan agar tim produksi tidak terjebak, mereka memilih jalinan cerita berfokus pada bagaimana Soedjatmoko menceritakan dirinya kepada penonton.
“Tentang siapa dia, darimana ia berasal, dan dalam nilai ajaran leluhur seperti apa yang melatar-belakangi sejarah keluarganya,” ungkap Sisco.
Material film dokumenter ini diambil berdasarkan hasil perbincangan Koko sebelum meninggal pada 1989 dengan Arsip Nasional RI.
“Tentu dengan sumber tertulis, visual, dan audio visual lainnya dari beragam khazanah koleksi,” pria yang akrab disapa Sisco ini.
Selain itu, ungkap Sisco, film ini sebetulnya bertujuan untuk merespons sejarah keluarga di Indonesia.
Penulis | : | Aris Setiawan Rimbawana |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR